Sejumlah Negara Berebut Remdesivir untuk Pasien Covid-19

Sabtu, 30 Mei 2020 | 22:24:52 WIB

Metroterkini.com - Sejumlah negara mulai melirik remdesivir sebagai salah satu obat yang digunakan untuk perawatan pasien Covid-19. Obat buatan Gilead Sciences disebut-sebut cukup manjur untuk mengobati pasien Covid. 

Dikutip dari Aljazeera, Jum'at (30/5/2020), Pemerintah Taiwan telah menyetujui remdesivir, sebagai salah satu pengobatan potensial melawan Covid. 

Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan mengatakan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan "fakta bahwa kemanjuran dan keamanan remdesivir telah didukung oleh bukti awal" dan penggunaannya disetujui oleh negara lain. Regulator AS menyetujui obat ini untuk penggunaan darurat bulan ini. 

Selain itu, Jepang dan Inggris juga telah meyakini obat itu dapat digunakan dan mulai diberikan kepada pasien. 

Produsen remdesivir yaitu Gilead yang berbasis di California mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis remdesivir, cukup untuk mengobati setidaknya 140.000 pasien, untuk memerangi pandemi global. 

Sementara itu dikutip dari kantor berita Yonhap, Divisi Penanggulangan Karantina Pusat Korea Selatan memutuskan untuk memperkenalkan 'Remdesivir' di Korsel. Tidak menutup kemungkinan Korsel akan mengimpornya dalam waktu dekat. 

Remdesivir adalah obat antivirus yang dikembangkan oleh Gilead di Amerika Serikat sebagai pengobatan untuk ebola. Tetapi uji klinis di rumah dan di luar negeri telah menunjukkan bahwa itu juga efektif dalam mengobati pasien virus corona. 
Sebagai hasil dari uji klinis yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS di 73 institusi medis di 10 negara termasuk Korea Selatan, periode perawatan diperpendek dari 15 hari menjadi 11 hari, dan angka kematian menurun dari 11,9 persen menjadi 7,1 persen. 

BPOM AS Di Korsel, tim profesor kedokteran infeksi di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul Myeong-Don Oh melakukan uji klinis pada 21 subjek. 

Kepala Divisi Penanggulangan Pertahanan Pusat Jung Eun-Kyung mengatakan, pihak berwenang berencana untuk menggunakan obat itu untuk pasien sakit parah yang membutuhkan terapi oksigen. 

"Komite Klinik Pusat dapat mengevaluasi bahwa Remdesivir aman dan efektif dalam pengobatan pneumonia Covid-19," ujar dia. 
Pihak berwenang karantina berharap akan sangat membantu dalam mengurangi lamanya tinggal di rumah sakit dan menggunakan sumber daya medis. 

"Obat ini dapat mengurangi lama rawat inap untuk pasien yang parah dan kritis. Ini berarti juga bermanfaat untuk digunakan," ujar Kwon Joon-wook, Wakil Manajer Umum, Markas Besar Respon Pertahanan Pusat Korea Selatan. 

Persaingan sejumlah negara Awal bulan ini, AS menyetujui penggunaan darurat remdesivir untuk pengobatan pasien yang sakit parah, dan pemerintah di Jepang dan Inggris juga mendapat pemasukan khusus. 

Korea Selatan harus bersaing dengan otoritas Eropa untuk mendapatkan remdesivir, meskipun pembuat obat belum mendapatkan persetujuan pemerintah di kedua pasar dan masih meningkatkan produksi obat anti-virus. 

Saat ini belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk Covid-19, tetapi negara-negara Uni Eropa sudah memberikan remdesivir kepada pasien di bawah aturan penggunaan yang bijak. 

Dikutip dari Channel News Asia, European Medicines Agency (EMA) mencatat belum menerima aplikasi dari pembuat obat AS. Namun Komite Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (CHMP) akan mempercepat penilaian terhadap obat tersebut. Dua minggu lalu, regulator mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa mereka mungkin memberikan lampu hijau awal untuk penjualan remdesivir sebagai pengobatan Covid-19. 

Pada hari Jumat, otoritas kesehatan Korea Selatan mengatakan mereka akan meminta impor remdesivir untuk mengobati pasien, karena wabah baru penyakit ini merebak setelah pembatasan jarak sosial mereda. [***]
 

Terkini