34 Tentara AS Luka-luka Akibat Serangan Rudal Iran

Ahad, 26 Januari 2020 | 13:49:12 WIB

Metroterkini.com - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengakui ada 34 tentara AS yang mengalami luka-luka akibat serangan rudal Iran terhadap markas pasukan AS di Irak pada 8 Januari lalu. Sebagian dari mereka telah kembali bertugas di Irak.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu (25/1/2020), pernyataan terbaru Pentagon ini semakin bertentangan dengan klaim awal Presiden AS Donald Trump bahwa tidak ada tentara AS yang menjadi korban serangan rudal Iran.

"Total 34 personel telah didiagnosis gegar otak dan TBI (cedera otak traumatik)," sebut juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman, dalam konferensi pers.

Lebih lanjut, Pentagon menyebut, delapan tentara di antaranya telah kembali ke AS dari Jerman pada Jumat (24/1) waktu setempat. "Mereka akan melanjutkan perawatan medis di Amerika Serikat, baik di Walter Reed (rumah sakit militer dekat Washington) atau di pangkalan asal mereka," sebut Hoffman.

Sembilan tentara lainnya masih menjalani perawatan medis di Landstuhl Regional Medical Center di Jerman, yang merupakan rumah sakit militer AS terbesar di luar negeri. "Mereka masih menjalani evaluasi dan perawatan di sana," imbuh Hoffman.

Kondisi terbaru yang dialami para tentara AS itu tidak disebut lebih lanjut. Sekitar 17 tentara AS lainnya yang sempat dirawat, telah kembali bertugas di Irak.

Sebagian besar tentara AS yang mengalami cedera bertugas di pangkalan udara Ain al-Asad, yang merupakan salah satu pangkalan militer terbesar di Irak yang menjadi markas 1.500 tentara AS yang ditugaskan dalam koalisi bersama tentara-tentara asing lainnya.

Pangkalan Ain al-Asad dan sebuah pangkalan militer di Arbil menjadi target serangan rudal Iran pada 8 Januari lalu, untuk membalas kematian jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS pada 3 Januari.

Pernyataan Hoffman soal 34 tentara AS didiagnosis TBI ini menjadi pernyataan resmi pertama soal jumlah korban luka akibat serangan rudal Iran. Pentagon sebelumnya hanya mengumumkan evakuasi 11 tentara dari Irak dan belakangan menyebut beberapa tentara tambahan yang ikut dievakuasi dari Irak. Pentagon tidak pernah menyebut secara pasti jumlah tentara AS yang luka-luka akibat serangan rudal Iran.

Usai Pentagon menyebut ada 11 tentara AS dengan gejala gegar otak dievakuasi dari Irak pada 17 Januari lalu, Trump menyebut luka-luka yang diderita para tentara AS itu 'tidak serius'. "Saya dengar mereka mengalami sakit kepala dan beberapa hal lainnya ... dan saya bisa melaporkan bahwa itu tidak sangat serius," ucap Trump.

Senator Rhode Island, Jack Reed, dari Partai Demokrat menyerukan agar Trump minta maaf. "TBI adalah masalah serius. Itu bukan 'sakit kepala' dan jelas salah bagi Presiden Trump untuk meremehkan luka-luka mereka. Dia mungkin tidak bermaksud untuk tidak menghormati mereka, tapi komentar Presiden Trump telah menghina tentara kita. Dia berutang maaf pada mereka," sebut Reed. [***]

Terkini