Metroterkini.com - Penyakit yang mirip infeksi paru paru, dan disebabkan oleh virus Corona, telah ditemukan di Wuhan, China. Bahkan, virus ini sudah merambat ditemukan juga di Singapura dan Thailand.
Penyakit ini mirip dengam pneumonia atau radang paru berat. Ciri cirinya juga mirip, hanya saja serangannya berlangsung cepat.
"Jadi sama dengan pneumonia. Panas yang tinggi, batuk, sesak, nyeri kepala, nyeri badan gitu," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, Kamis (23/1/2020).
Jika terkena virus ini, penderita langsung merasakan efeknya. Sehingga, dikatakannya, virus ini lebih ganas. Untuk itu, apabila terjadi ciri ciri yang disebutkannya, segera dilakukan pemeriksaan.
"Jadi tanda-tandanya sama dengan kaya' orang sakit paru, infeksi paru-paru, cuma ini kan ganas. Sangat bisa (kematian, red)," terangnya.
Herlin menuturkan, Indonesia waspada terhadap virus ini, karena deteksi awal mirip dengan virus Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang terjadi pada tahun 1990 lalu.
"Yang kumannya ini kelihatannya satu saudara dengan SARS, dulu terjadi pandemi sampai terjadi kematian yang luar biasa. Kasus itu tidak boleh terulang lagi di dunia," tegasnya.
Belum Ada Obatnya
Hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk corona virus atau virus corona, namun riset terus dilakukan seiring masifnya serangan virus. Gejala coronavirus bisa hilang sendiri bila ditangani sejak dini. Jika gejala dirasakan makin buruk maka harus segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
Dokter bisa menangani gejala coronavirus dengan meresepkan pengobatan demam dan nyeri. CDC mengatakan, humidifier dan mandi air hangat bisa membantu meredakan batuk dan sakit tenggorokan. Selain itu pastikan minum air putih, istirahat, dan tidur untuk memulihkan kondisi tubuh.
Penyebaran Virus Corona
Penyebab virus corona pada manusia berasal dari kontak dengan hewan. Menurut WHO, penyebab virus corona adalah unta dalam kasus MERS dan kucing pada SARS. Peneliti belum yakin penyebab virus corona pada kasus pneumonia di Wuhan, China.
Dalam kasus penularan antar manusia, biasanya terjadi saat kontak langsung dengan cairan pasien. Misal terkena cipratan liur saat bersin atau batuk. Penularan juga bisa berasal dari menyentuh langsung pasien. Bagian tubuh yang terpapar langsung kemudian digunakan untuk menyentuh mulut, hidung, dan mata. [***]