Pasukan AS Berlindung di Bunker Era Saddam Hussein

Selasa, 14 Januari 2020 | 20:56:19 WIB

Metroterkini.com - Pasukan AS mengungkapkan, mereka berlindung di bunker era Saddam Hussein setelah diserang dengan rudal Iran. Pada 8 Januari 2020 dini hari waktu setempat, setidaknya 22 misil ditembakkan ke pangkalan AS di Ain al-Assad dan Irbil, Irak. Rudal Iran ditembakkan sebagai balasan setelah komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dibunuh AS pada 3 Januari 2020. 

Dilansir laman kompas, pasukan AS di Pangkalan Ain al-Assad menerima pemberitahuan bahwa rudal Iran menuju arah mereka. Sersan Satu Akeem Ferguson mengisahkan, dia sudah memegang senjata dan sudah bersiap jika dirinya terbunuh karena misil. "Saya mencari tempat yang bahagia, kemudian bernyanyi bagi anakku. Saya hanya berharap apa pun yang menyerang bakal cepat," ucapnya. "Saya sudah bersiap untuk mati," kata sang bintara yang melanjutkan, dia berlindung di bawah baja rentan saat serangan terjadi. Untungnya, tidak ada pasukan AS maupun Irak yang terluka di Ain al-Assad, pangkalan yang kekurangan sistem pertahanan untuk mencegah rudal balistik. 

Rudal Iran menghancurkan menghancurkan fasilitas sensitif AS, termasuk hanggar, bangunan pasukan khusus, hingga unit operator drone. Namun, sebagian besar tentara sudah dimasukkan ke dalam bunker. Sementara sisanya pada saat itu sengaja diungsikan keluar. Hanya personel tertentu, seperti penjaga menara maupun operator drone, yang tetap bertahan untuk menghadapi kemungkinan serangan darat.

Rudal pertama jatuh pada 8 Januari pukul 1.34 waktu setempat. Disusul gelombang kedua dalam rentang 15 menit sampai 2 jam. Kapten Patrick Livingstone, komandan Pasukan Keamanan Angkatan Udara menceritakan ketakutan yang mereka alami karena merasa tanpa pertahanan. "Anda mungkin bisa bertahan dari serangan paramiliter. Namun Anda tidak akan bisa menghindar dari ini (rudal balistik)," ucapnya. 

Dia menuturkan, bangunan militer AS yang berada di Irak tersebut tidak mampu untuk menahan serangan besar seperti misil. Karena itu, mereka berlindung di fasilitas berbentuk piramid nan berdebu, yang dibangun di masa mendiang Pemimpin Irak, Saddam Hussein. Awalnya, serdadu itu tidak yakin bakal bertahan. Namun mereka segera menyadari bangunan tua itu lebih kokoh dari gedung buatan mereka sendiri. CNN memberitakan, fasilitas militer yang dibangun Negeri "Uncle Sam" dibangun hanya untuk menahan serangan kecil seperti mortar atau roket. Di dalam bunker itu, terdapat kipas ventilasi, dua ruang tamu luas, tempat tidur lipat, tandu, kasur, hingga loker. Letnan Kolonel Staci Coleman mengatakan, dia mendengar suara berdebum, dan merasakan bahwa hempasan angin akibat ledakan bisa mereka rasakan. "Tanah terasa bergetar. Kami bisa tahu bahwa (serangan) tersebut begitu dekat karena merasakan adanya tekanan akibat ledakan," katanya. Presiden AS Donald Trump mengumumkan tidak akan melancarkan balasan, dan memutuskan untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka.[**]

Terkini