AS Tangguhkan Pelatihan bagi Militer Arab Saudi

Rabu, 11 Desember 2019 | 11:42:02 WIB

Metroterkini.com - AS melalui Pentagon menyatakan, mereka akan menangguhkan pelatihan bagi militer Arab Saudi. Pengumuman itu dibuat buntut seorang tentara Saudi jadi pelaku penembakan di Pangkalan AL Pensacola pada pekan lalu. Dalam pernyataan sumber Pentagon, nantinya para murid militer Arab Saudi masih diizinkan untuk melanjutkan kelas. 

Namun untuk pelatihan operasional bakal ditangguhkan sembari menunggu peninjauan keamanan, seperti dilansir Kompas Rabu (11/12/2019). Wakil Menteri Pertahanan David Norquist memerintahkan peninjauan itu segera dirampungkan dalam jangka waktu 10 hari. Peninjauan itu bakal berfokus kepada kebijakan pemindaian murid-murid militer yang hendak menimba ilmu di 
Pangkalan AL Pensacola. "Mereka yang bertugas sebagai pilot yang bakal ditangguhkan," ujar seorang sumber keamanan Pentagon kepada AFP. Sumber itu mengungkapkan, studi keamanan itu saat ini tengah digodok di mana mereka bekerja sama dengan pemerintah Saudi. Kebijakan pemindaian itu ke depannya bakal diperuntukkan bagi semua siswa militer asing. Namun untuk penangguhan operasional baru berlaku kepada Saudi. Pejabat Pentagon itu tak merinci berapa banyak jumlah siswa Saudi yang saat ini menimba ilmu di fasilitas AS. 

Namun berdasarkan laporan terbaru, jumlah siswa internasional yang menerima pendidikan ketentaraan berjumlah antara 5.000 sampai 5.100. Penangguhan ini terjdi setelah Mohammed al-Shamrani dari Angkatan Udara Saudi menembaki teman kelasnya sendiri pada Jumat pagi (6/12/2019). Letnan Dua berusia 21 tahun membunuh tiga pelaut AS, dan melukai delapan orang lainnya sebelum ditembak mati oleh petugas. 

Pelaku Penembakan Pangkalan AL Pensacola Sebut AS Negara Iblis Shamrani melakukan penembakan menggunakan pistol Glock 9mm, dan sebelumnya mengunggah manifesto di media sosial. Dalam manifesto yang diunggah di Twitter, dia menyebut AS sebagai "negara iblis" karena mendanai kejahatan terhadap kemanusiaan dan Muslim. FBI menyatakan, Shamrani mendapatkan pistolnya secara legal dari sebuah toko senjata di Florida pada Juli lalu. Dia disebut memanfaatkan celah dalam UU federal yang memungkinkan warga asing untuk memiliki lisensi berburu guna memperoleh senjata. 

Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan meski investigasi FBI masih berlangsung, dia menganggap insiden itu adalah aksi terorisme. Penembakan di Pangkalan AL Pensacola mengingatkan publik akan serangan yang terjadi pada 11 September 2001, atau tragedi 9/11. Saat itu, sebanyak 15 warga Arab Saudi masuk dalam daftar 19 pembajak yang menabrakkan pesawat ke World Trade Center dan Pentagon. Saudi merupakan sekutu utama AS di Timur Tengah, dengan Presiden Donald Trump menjalin relasi hangat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Raja Salman dilaporkan sudah menelepon Trump, dan mengecam insiden itu sebagai "kejahatan yang keji", dan tak "mewakili" rakyat Saudi. [**]

Terkini