Metroterkini.com - Militan-militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikenal kejam dan sadis terhadap tawanannya. Mereka tak segan-segan menganiaya hingga memenggal kepala para sandera.
Kini, para militan ISIS mulai ditangkap. Meski begitu, beberapa dari mereka merasa tidak menyesal telah bergabung dengan kelompok ekstrimis ISIS.
Berikut pengakuan-pengakuan kejam para militan ISIS saat menganiaya para sandara:
Berperan Minta Tebusan
Alexanda Kotey, salah satu mantan militan ISIS yang ditahan Pasukan Militer Suriah (SDF) mengakui perannya terhadap para sandera ISIS. Kotey menceritakan perannya sebagai peminta uang tebusan. Dia mencuri email dari sandera-sandera orang Eropa. Kemudian email itu digunakan untuk menghubungi kerabat atau keluarga sandera dan menegosiasi uang tebusan.
"Aku seorang pejuang. Menggunakan alamat email sandera untuk komunikasi," kata Kotey, seperti dikutip CNN.
Setelah melakukan negosiasi dan cocok, para sandera Eropa itu bisa dibebaskan. Namun jika tidak, para sandera bisa dieksekusi.
Mengatur Rencana Pembunuhan
Alexanda Kotey juga mengaku mengatur rencana pembunuhan ISIS yang berbasis di London pada tahun 2016. Rencana itu dilakukan dari jarak jauh dari Suriah. Kotey mengaku tidak tahu sasarannya. Bahkan dia pernah merencanakan pembunuhan untuk membunuh tentara atau polisi Inggris.
"Saya bertanggung jawab atas pembelian senjata api. Selain detail dari setiap plot, aku tidak terlibat dalam hal itu," kata Kotey.
Memperkosa Sandera Wanita
Militan ISIS lainnya, Ammar Hussein, mengaku sudah memperkosa lebih dari 200 wanita etnis minoritas di Irak, Yazidi. Ammar sudah ditangkap dan ditahan. Menurut pengakuan Ammar, pemimpin ISIS di Kirkuk, Irak, mengizinkan untuk memperkosa perempuan Yazidi sebanyak-banyaknya.
"Para anak muda membutuhkan seks. Ini normal," kata Ammar.
Ammar mengaku menjalankan aksinya dengan mendatangi satu rumah ke rumah lainnya di kota-kota di Irak. Kemudian, dia memperkosa perempuan Yazidi dan etnis minoritas lain.
Membunuh Ratusan Orang
Tak hanya memperkosa 200 perempuan Yazidi, Ammar Hussein juga mengaku membunuh 500 orang sandera. Pembunuhan dilakukan dengan cara menembak dan memenggal kepala sandera. Tentu saja, Ammar sudah diajari membunuh oleh para pemimpinnya.
"Kami menembak dan memenggal siapa saja yang kita inginkan," kata Ammar.
Ammar mengaku awalnya tak bisa membunuh seseorang. Namun semakin lama semakin mudah. "Saya meminta mereka duduk, mata mereka ditutup dan menembak kepala saja," kata Ammar. [mer]