Cara Merawat dan Jaga Kesehatan Baterai HP

Ahad, 06 Oktober 2019 | 23:53:22 WIB

Metroterkini.com - Baterai adalah salah satu komponen penting dari banyak perangkat elektronik saat ini, tak terkecuali handphone (hp). Namun, baterai punya masa hidup tertentu.

Pada prinsipnya, baterai lithium-ion yang saat ini banyak digunakan pada smartphone memang punya usia pakai. Sehingga, seiring waktu kemampuan baterai untuk menyimpan daya akan makin berkurang.

Tapi, kebiasaan menggunakan ponsel dan cara mengisi alias ngecas baterai yang salah, bisa mempercepat baterai menjelang kematian alias memperpendek masa pakai baterai.

Berikut sejumlah tips untuk merawat dan menjaga kesehatan baterai agar berumur panjang.

Jangan terpapar suhu ekstrem

Suhu ekstrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin dapat mengurangi kemampuan baterai menyimpan energi. Apple menyarankan suhu yang "nyaman" bagi baterai adalah 16 hingga 22 derajat Celcius.

Sebaiknya baterai ponsel tak dipapar di situasi dengan suhu yang lebih dari 35 derajat Celcius.

"Lithium-ion stres ketika terkena panas," tulis Battery University.

Sehingga baiknya tidak menggunakan ponsel saat berada di daerah atau lingkungan yang sangat panas, misal ketika sauna, menaruh di dashboard mobil saat siang hari, menaruh di bawah bantal, atau menggunakannya pada situasi panas ekstrem lain.

Jangan taruh freezer

Samsung juga menyarankan agar pengguna tidak menyimpan baterai ponsel yang masih baik ke dalam freezer.
"Ini tidak benar dan dapat merusak baterai Anda," tulis Samsung.

Jangan gunakan ponsel saat diisi

Karena baterai ponsel tak tahan panas, maka disarankan pengguna tidak menggunakan ponsel saat ia sedang mengisi daya. Hindari mengisi saat sedang bermain game atau menonton video.

Sebab, baterai akan menjadi panas dalam proses pengisian. Jika ponsel digunakan main gim, dipakai secara intensif, atau aktivitas berat lain yang menyebabkan baterai panas, maka ini akan memperburuk kesehatan baterai.

Kebiasaan ini akan membuat baterai panas dan mengurangi kemampuannya menyimpan daya. Di iPhone terdapat fitur untuk mengecek kesehatan baterai untuk menunjukkan kapasitas baterai sebenarnya. Misal ponsel sudah terisi 100 persen, namun ketika dilihat lewat fitur ini kapasitas baterai sebenarnya 93 persen saja.

Selain membuat baterai lebih panas, hal ini juga merusak sebagian sel baterai. Istilah teknis untuk hal ini adalah pengisian parasit (parasitic load). Pengisian daya parasit ini buruk untuk sel baterai karena ia akan mengalami siklus mini pengisian dan pengosongan daya yang mengurangi umur baterai, seperti ditulis Android Authority.

Baterai pada ponsel yang tak dipakai dalam jangka waktu lama lebih baik disimpan dalam kapasitas 30-50 persen. Hal ini bakal menjaga baterai tetap prima. Apple dan Samsung menyarankan setidaknya baterai tersisa 50 persen jika ponsel akan disimpan dan lama tidak digunakan.

Jangan biarkan baterai di bawah 20 persen

Samsung menyarankan agar baterai tidak dibiarkan kurang dari 20 persen. Pada tipe baterai yang lebih lawas seperti NiCd atau NiMH memang disarankan untuk sering mengosongkan baterai untuk menjaga kapasitas baterai tetap 100 persen. Tapi, tidak demikian dengan baterai Li-ion yang banyak digunakan untuk smartphone.

"Membiarkan ponsel mati total akan mengurangi masa pakai. Sangat baik jika tidak membiarkan baterai ponsel di bawah 20 persen" tulisnya. [cnn-mer]

Terkini