Metroterkini.com - Sedikitnya 17 pekerja proyek jaringan kereta api di Provinsi Sichuan, China, tidak diketahui nasibnya setelah tertimbun longsor.
Hujan deras tanpa henti menyebabkan bebatuan dan lumpur menimbun jalur kereta api yang menghubungkan Lianghong-Aidai di Kabupaten Ganluo, Keresidenan Liangshan Yi, Rabu (14/8).
Pada saat peristiwa itu terjadi para pekerja sedang melakukan aktivitas di lokasi yang berada di ruas Chengdu-Kunming, demikian pernyataan tim SAR dikutip media resmi setempat, Jumat.
"Saya melihat ada pergeseran yang aneh di lereng bukit itu saat salah satu truk melintas. Lalu saya teriak agar semua orang menyelamatkan diri," kata Chen Kun dari China Railway Chengdu Group Co.
Sekitar empat menit kemudian, bebatuan dan lumpur runtuh hingga menimbun para pekerja dan rel kereta api sepanjang 70 meter.
"Batu-batuan dan lumpur itu runtuh dalam dua atau tiga detik. Saat kami lari, kami merasa batu-batuan itu mengejar kami. Jika kami terlambat sedikit saja, kami mungkin terkubur di sana," ujarnya dikutip China Daily.
Setelah kejadian, tim SAR berhasil menyelamatkan 11 pekerja yang tertimbun dan mengevakuasi 300 pekerja dan tenaga pendukung lainnya yang berada di dekat terowongan.
Lebih dari 400 anggota tim SAR dan 14 unit ekskavator dikerahkan ke lokasi kejadian sejak Kamis (15/8) siang.
Sejak akhir bulan lalu, Kabupaten Ganluo sering dilanda hujan disertai petir dan tanah longsor. Pekerjaan proyek di seksi Lianghong-Aidai dihentikan untuk yang kedua kalinya karena hujan lebat.
Ruas jalur Chengdu-Kunming yang panjangnya hampir mencapai 1.100 kilometer mulai beroperasi pada 1970. Saat para pekerja China mulai membangun jaringan kereta api itu pada 1950-an, para pakar konstruksi asing sudah mengingatkan bahwa wilayah tersebut merupakan zona terbatas yang tidak memungkinkan untuk dibangun jaringan kereta api.
Persoalan di jalur yang melintasi pegunungan naik-turun, lembah yang dalam, dan berbagai sungai di Provinsi Sichuan dan Provinsi Yunnan, itu sangat kompleks kalau terjadi bencana.
Pada 9 Juli 1981, reruntuhan lumpur akibat hujan deras telah merusakkan jembatan kereta api. Saat itu beberapa gerbong kereta api yang baru keluar dari mulut terowongan berjatuhan dari atas jembatan yang terputus.
Masinis sudah berusaha menghentikan laju kereta api namun gagal karena jarak pengereman yang pendek sehingga lebih dari 240 penumpang tewas dan menjadi peristiwa terburuk dalam sejarah perkeretaapian China.
Tempat kecelakaan maut 38 tahun silam itu hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari lokasi tertimbunnya para pekerja proyek jaringan kereta api pada Rabu (14/8) lalu.
Badan Penanggulangan Banjir dan Kekeringan Provinsi Sichuan memperkirakan hujan deras masih akan mengguyur lokasi proyek di Liangshan dan ketinggian air juga akan terjadi di beberapa sungai di wilayah barat daya daratan Tiongkok itu. [ant]