Metroterkini.com - Tersangka kasus skimming Ramyadjie Priambodo menyimpan sebuah mesin ATM di dalam kamar di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Dia melakukannya untuk mempelajari mesin ATM.
Dimintai komentarnya mengenai kasus ini, peneliti keamanan dari Vaksincom Alfons Tanujaya menyebutkan, sebenarnya mempelajari teknik skimming tak perlu sampai memboyong mesin ATM.
"Rasanya sih nggak perlu. Kalau cuma mau skimming saja nggak perlu ngangkut mesin ATM ke kamar," komentar Alfons seperti dilansir dari detikINET, Selasa (19/3/2019).
Alfons menduga cara berpikir tersangka masih kuno. Dia beranggapan bahwa dengan menguasai mesinnya secara fisik, bisa mendapatkan peluang keberhasilan lebih tinggi.
"Jadi kelihatan kalau penguasaan teknisnya relatif rendah. Kalau yang jago justru jauh-jauh dari mesin, tapi dia sudah tahu apa saja yang perlu dilakukan," ujarnya.
Dia juga mengatakan, teknik skimming yang dilakukan Ramyadjie membobol rekening bank merupakan teknik jadul yang dipakai belasan tahun oleh para pelaku kejahatan.
Teknik ini hanya bekerja untuk kartu-kartu lama yang belum menggunakan chip.
"Kalau sudah (kartu) chip, saat ini sudah tidak bisa di-skimming dan sangat sulit dipalsukan," kata Alfons.
Karenanya, Alfons menyarankan para pemilik kartu ATM cepat mengganti kartunya dengan kartu yang menggunakan chip sebagai tindakan keamanan pertama.
"Sekarang gratis kok. Dan lebih aman dari skimming. Saat ini (kartu chip) belum bisa (kena skimming). Karena ada kunci enkripsinya," tutupnya. [dtk]