LSM Nilai Preservasi Jalan Lintas Timur Pemborosan

Senin, 14 Januari 2019 | 15:12:00 WIB

Metroterkini.com - Direktur Eksekutif Lembaga Independen Pembawa Suara Pemberantas Korupsi, Kolususi, Krimanal Ekonomi Republik Indonesia (IPSPK3-RI), Ganda Mora dikonfirmasi terkait reservasi Jalntim yang barusaj dibangun rusak lagi merasa heran.

"Prservasi baru selesai dilakasanakan, tapi kenyataannya satker ini tidak menjalankan utuk kegiatan dengan baik," jelas apalagi mengundang kerugian.

Kondisi Jalan Lintas Timur sudah mulai berlubang. Preservasi Pelebaran jalan Sorek I – Batas Kabupaten Inhu hingga Simpang Japura Pematang Reba dinilainya tidak efektif, karena arus lintas padat yang juga banyak dilalui kenderaan bertonase berat.

"Lebih efektif dilakukan peningkatan jalan, misalnya karena anggrana cukup besar, Seharusnya berapa yang dapat bisa dikerjakan dahulu, anggaran yang ada bisa dilakukan untuk peningkatan jalan yang bisa dikerjakan secara bertahap," kata Ir Ganda Mora MSi.

Menurutnya, kegiatan perekonomian sangat didukung dengan tersedianya prasarana jalan. Jalan yang baik memperlancar hubungan antara berbagai daerah. 
Sebaliknya, jalan yang rusak pastinya akan menghambat kegiatan ekonomi dan bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.

"Kerusakan jalan memang menjadi salah satu masalah di Riau ini yang seringkali terjadi terutama di jalan-jalan dengan volume lalu lintas yang padat. Kerusakan jalan aspal ini banyak penyebabnya," sebut Ganda.

Retak dan berlobang pada jenis kerusakan jalan aspal di lapisan jalan ini terutama bisa ditemui di jalan-jalan antar provinsi.

Penyebabnya tak lain banyaknya kendaraan berat yang lalu lalang seperti bus dan truk.

"Beban kendaraan yang berat mengakibatkan di setiap lapisan perkerasan terjadi regangan dan tegangan. Beban kendaraan yang terus melintas pada akhirnya membuat munculnya retak," katanya.

"Karena itu sebaiknya begitu terjadi retak lelah dan deformasi, perbaikan harus segera dilakukan dengan penambalan-penambalan," kata dia.

Dikatkannya, ada berbagai jenis retak yang bisa terjadi pada jalan perkerasan aspal, antara lain retak terlihat sambungan bahu, retak refleksi, retak susut, dan retak slip.

"Salah satu faktor terbesar penyebab retak tersebut adalah buruknya sistem drainase jalan. Karena itu, solusinya tak cukup hanya dengan menambal retakan-retakan yang ada. Sistem drainase perlu dibangun sehingga jenis kerusakan yang sama tidak terjadi lagi," lanjutnya.

Disebut Ganda, sistem drainase yang baik untuk perkerasan jalan aspal harus bisa membuang atau mengalirkan air dengan cepat ke saluran drainase buatan ataupun ke sungai.

"Sistem drainase ini juga harus mampu membuang air hujan atau air dari sumber-sumber lainnya dan mengendalikan air bawah tanah yang bisa menyebabkan erosi atau kelongsoran," pungkasnya.**

Terkini