Metroterkini.com - Ada sejumlah isu panas dalam sepekan terakhir. Pemeriksaan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab oleh aparat keamanan Arab Saudi merupakan salah satu kabar yang bikin gempar masyarakat di tanah air. Berikut rangkuman ceritanya.
Dilansir detikcom, peristiwa ini bermula dari adanya aduan warga Saudi setelah melihat bendera hitam yang dianggap mirip dengan bendera Islamic State in Iran and Syria (ISIS) di depan kediaman Habib Rizieq yang ada di Mekah.
Lalu pada Senin tanggal 5 November 2018 pagi, polisi Saudi mendatangi rumah Habib Rizieq. Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel melalui siaran pers tertulis bertajuk 'Berita Penangkapan Habib MRS' menyatakan pada pagi itu, polisi memeriksa Habib Rizieq di tempat. Ternyata pemeriksaan dianggap belum cukup. Pada sore harinya, sekitar pukul 16.00 WAS, Habib Rizieq dijemput oleh polisi dan intelijen Saudi (Mabahis Ammah) untuk dibawa ke kantor intelijen.
"Selanjutnya untuk proses penyelidikan dan penyidikan MRS ditahan oleh pihak kepolisian wilayah Mekah," ujar Agus Maftuh menceritakan kejadian yang dialami Habib Rizieq.
Maftuh mengatakan, setelah diperiksa dan ditahan selama semalam di kantor intelijen, Habib Rizieq dibawa ke kantor polisi yakni ke Kepolisian Sektor Mansyuriah Kota Mekah pada Selasa 6 November 2018 sore. Pada malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, Habib Rizieq dikeluarkan dari kantor polisi dan diperbolehkan pulang ke rumah.
"Dengan didampingi oleh staff KJRI, MRS dikeluarkan dari tahanan kepolisian Mekah dengan jaminan," kata Maftuh.
Siapa orang yang memasang bendera di rumah Habib Rizieq itu, masih menjadi misteri. Habib Rizieq, yang berbicara melalui video yang diunggah di channel Youtube FPI, menyatakan pemasangan bendera itu sebagai fitnah yang ditujukan kepada dirinya. Oleh karena itu, Habib Rizieq sekalian melaporkan fitnah tersebut kepada polisi Saudi. Tak hanya itu, Habib Rizieq juga meminta polisi Saudi mengusut pihak yang mengambil dan menyebarkan foto Rizieq saat sedang 'dikawal' aparat Saudi.
Habib Rizieq juga mengecam penjelasan dari Agus Maftuh yang menurutnya banyak didramatisir. Ada sejumlah hal yang dibantah Habib Rizieq, mulai dari kata 'penangkapan' sampai 'penahanan'. Menurut Habib Rizieq, dia hanya dimintai keterangan oleh Aparat Saudi dan diminta untuk menginap satu malam.
Habib Rizieq menyatakan kepolisian Saudi telah menyimpulkan dia adalah korban dari peristiwa fitnah berupa pemasangan poster -- yang sebelumnya disebut bendera oleh Kemlu dan KBRI -- hitam di rumahnya. Kepolisian Saudi, lanjut Habib Rizieq, meminta dia untuk sekaligus melapor secara resmi mengenai fitnah tersebut.
"Karena saya hanya sebagai korban, tetapi pihak kepolisian Saudi meminta kesediaan saya untuk melaporkan kejadian, karena ada hal yang membuat mereka tersinggung, dimana ada seseorang yang meletakkan poster di tembok rumah saya, kemudian memfotonya, kemudian setelah itu mereka diduga bersembunyi di salah satu gedung di sekitar gedung-gedung yang ada di sekitar tempat tinggal kami, kemudian pada saat saya ini berdialog dengan pihak kepolisian, mereka mengambil gambar dengan kamera jarak jauh, dan sangat fokus sekali, kemudian foto tersebut disebarkan di Indonesia, disiarkan di berbagai televisi, ini membuat kepolisian Saudi Arabia sangat marah, mereka tersinggung dan mereka kecewa, karena sebetulnya menurut mereka apa yang mereka lakukan terhadap saya hanya rutinitas biasa, ada poster dipasang di sebuah rumah, kemudian dia panggil penghuni rumah, ditanya, itu merupakan rutinitas standar yang biasa dilakukan oleh kepolisian Saudi Arabia," tutur Habib Rizieq.
Sekretaris FPI Munarman yang telah berkomunikasi langsung dengan Habib Rizieq menyebut ada dugaan intelijen dari Indonesia dalam pemeriksaan dan penahanan Rizieq ini. Dia juga menyebut adanya keterlibatan 'tim Pejaten'.
"Beliau (Habib Rizieq, red) menyampaikan bahwa pihak yang diduga kuat sebagai pelaku adalah 'intelijen busuk dari Indonesia'," ujar Munarman.
Badan Intelijen Negara (BIN) -- yang kantor pusatnya berada di Jl Seno Raya, Pejaten Timur -- menepis kecurigaan Munarman. Bahkan BIN menyatakan siap membantu Habib Rizieq menghadapi persoalan berkaitan dengan bendera misterius ini.
"BIN tidak terlibat penangkapan Habib Rizieq Shihab di Saudi sebagaimana dilansir oleh Twitter HRS. Tuduhan BIN mengganggu HRS tidak benar. Apalagi menuduh bahwa anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan HRS, memasang bendera maupun mengambil CCTV. Semua hanya pandangan sepihak," tutur Jubir Kepala BIN Wawan Purwanto. [dtc-mtc]