Voucher McDonald's di WhatsApp Cuma Hoax

Kamis, 24 Mei 2018 | 23:46:11 WIB

Metroterkini.com - Pesan berisi iming-iming hadiah yang kerap beredar di aplikasi berbagi pesan ternyata memiliki potensi bahaya di dalamnya, mulai dari aksi penipuan hingga penyebaran malware.

Baru-baru ini, pengguna WhatsApp dibuat heboh dengan menjamurnya pesan berisi penawaran kupon berhadiah yang mengatasnamakan salah satu restoran cepat saji, yaitu McDonald's. Lalu, apa sebenarnya maksud dibalik penyebaran pesan tersebut?

"Kelihatannya ini adalah ulah pemasang iklan yang ingin mendapatkan keuntungan finansial dari klik," ujar Alfons Tanujaya, pakar peneliti keamanan internet dari Vaksincom, kepada detikINET.

Ia melanjutkan, walaupun penawaran tersebut tampak jelas bukan dari pihak McDonald's, namun pembuat scam tersebut cukup cerdik dengan memanfaatkan salah satu kelemahan pengguna WhatsApp. "Kalau ada barang gratisan, yah tidak ada salahnya di coba, kira-kira prinsipnya seperti itu," ucapnya menjelaskan.

"Lalu, setelah diyakinkan dengan survei abal-abal, trik memviralkan promo dilakukan dengan mengelabui korbannya bahwa ia sudah mendapatkan kupon McDonalds. Tetapi syaratnya adalah ia harus membagikan kepada 30 orang kontak WA-nya," tuturnya seraya menjelaskan mekanisme dari penyebaran pesan tersebut.

Kemudian, terkait dengan kuesioner yang muncul setelah mengakses laman melalui tautan di dalam pesan tersebut, Alfons mengatakan tujuan utama dari survei itu adalah memberikan keuntungan finansial bagi pembuat scam. Keuntungan tersebut bisa dalam bentuk tampilan iklan yang mendapat klik maupun survei yang akan diikuti oleh korbannya.

Selain itu, ia pun turut menyebutkan potensi bahaya jika pengguna WhatsApp mengakses tautan yang disertakan pada pesan penipuan tersebut. Menurutnya, pesan tersebut bisa saja diselipkan kode malware sehingga ponsel atau perangkat lain yang mengakses tautan tersebut. Akibatnya, user akan rentan menjadi korban malware yang biasanya berbentuk trojan dan key logger.

"Untuk menghadapi trojan memang perlu menggunakan program anti malware seperti Windows Defender," kata Alfons. [dtk]

Terkini