LAPAN Memprediksi Tanggal Stasiun Antariksa China Jatuh Ke Bumi

Rabu, 28 Maret 2018 | 17:35:45 WIB

Metroterkini.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan stasiun antariksa China, yakni Tiangong-1, sudah berada di atas ketinggian 200 kilometer. 

Ketinggian orbit tersebut turun 20 kilometer dari yang disebutkan sebelumnya pada Jumat (23/3/2017) yang mencapai 220 kilometer. Dengan demikian, prakiraan jatuhnya Tiangong-1 kian mendekati akurasi kapan waktunya.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, objek antariksa disebut jatuh ketika sudah mencapai ketinggian 120 kilometer. Ketika itu, hanya dalam beberapa menit Tiangong-1 yang berbobot 8,5 ton, akan pecah dan terbakar.

"Pecahannya akan jatuh di sepanjang orbitnya, pada rentang jarak puluhan sampai ratusan kilometer," demikian penjelasan Thomas melalui akun Facebook-nya, dilansir Detik Rabu (28/3/2028).

Thomas menuturkan, kecepatan jatuh objek antariksa bergantung pada kerapatan atmosfer. Sementara kerapatan atmosfer sendiri dipengaruhi aktivitas Matahari dan medan magnet Bumi.

Variasi aktivitas Matahari yang menyebabkan rentang ketidakpastian waktu jatuhnya cukup besar. Tingkat akurasinya akan bertambah dengan makin dekatnya waktu jatuh. Sampai dengan pertengahan Maret, prakiraan waktu jatuh sekitar April, dengan ketidakpastian +/- 7 hari.

Saat ini, LAPAN sudah mulai mengetahui prakiraan Tiangong-1 waktu jatuhnya ke Bumi. Prakiraan ini lebih detail dari sebelumnya, di mana saat mengetahui Tiangong-1 memasuki fase re-entry atau kembali ke atmosfer, baru diketahui wahana akan jatuh pada April saja.

"Berdasarkan kondisi kerapatan atmosfer yang dipengaruhi aktivitas matahari saat ini, Tiangong-1 diprediksi akan jatuh sekitar 1-3 April 2018," ungkap Thomas.

Dikatakan Thomas, LAPAN terus memantau prakiraan lintasan terakhir Tiangong-1. Info tentang kejatuhan Tiangong-1 bisa dibaca di blog pribadinya maupun situs LAPAN.[dtk]
 

Terkini