15 WNI Ditahan Pemberontak Kurdi di Suriah

Selasa, 27 Februari 2018 | 11:40:12 WIB

Metroterkini.com - Setidaknya 15 perempuan warga negara Indonesia (WNI) yang diduga telah bergabung dengan kelompok militan ISIS dilaporkan telah ditahan oleh pasukan pemberontak Kurdi di Suriah. Informasi itu diungkap oleh pajabat dari organisasi hak asasi manusia yang mengunjungi kamp tahanan Kurdi bulan lalu.

"Saya tahu ada warga Indonesia, setidaknya 15 keluarga," kata Direktur Program Teorisme dan Kontra Terorisme Human Rights Watch, Nadim Houry sebagaimana dikutip Olezone dari Free Malaysia Today, Selasa (27/2/2018). 

"Kebanyakan keluarga memiliki anak, jadi meski saya tidak memiliki detail mengenai keluarga ini, kecurigaan saya, ya mereka memiliki anak," ujarnya.

Para perempuan Indonesia yang ditahan adalah sebagian dari 800 perempuan dan anak-anak yang ditahan oleh pasukan Kurdi di empat kamp di Suriah. Mereka berasal dari sekira 40 negara termasuk Kanada, Jerman, Tunisia, Prancis dan Turki. 

Mereka diberikan kebebasan yang cukup namun tidak diizinkan untuk meninggalkan kamp. Para perempuan itu juga dipisahkan dari militan ISIS yang ditahan oleh pasukan pemberontak Kurdi. 

Beberapa perempuan yang diwawancara oleh Houri mengatakan, mereka telah "dipukuli dan dipermalukan" selama interogasi dan hidup dalam kondisi yang tidak higienis bersama bayi-bayi mereka.Kondisi ini, menurut Houri, membuat para perempuan ingin kembali ke negara mereka meski menghadapi ancaman tuntutan kriminal karena bergabung dengan ISIS.

"Wanita-wanita ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Bagi anak-anak kecil, terutama, keadaannya sama sekali tidak baik," jelasnya. 

"Beberapa perempuan ingin setidaknya mengirim anak-anak mereka pulang. Anak-anak tidak melakukan kejahatan apapun. Mereka adalah korban perang, dan seringkali korban dari orang tua mereka yang radikal." 

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menemui para WNI tersebut. Dia menjelaskan bahwa situasi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan pertemuan.

“Berdasarkan informasi yang didapat, mereka mengaku WNI. Tapi, kami belum bisa cek ke sana karena situasi yang berbahaya. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan juga, mereka memang ingin bergabung dengan ISIS,” kata Iqbal kepada media.

Situasi yang berlangsung di Suriah juga tidak memungkinkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Suriah untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para WNI yang ditahan. 

“Kami memang tidak bisa memberikan bantuan kemanusiaan, karena situasi tidak memungkinkan,” jelasnya. [oze]
 

Terkini