Metroterkini.com - Indonesia sebagai negara tropis dengan memiliki wilayah yang luas dan agroklimat yang beragam mampu menghasilkan berbagai jenis buah-buahan , termasuk nanas. Nah, tapi tahukah Anda, ternyata budidaya buah-buahan tropik laiknya nanas ini bisa dilakukan di lahan gambut.
Kini nanas madu banyak ditanam di tanah gambut seperti di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Bagian Utara (Serawak, Malaysia).
Nanas madu selain ditanam secara hamparan juga diintegrasikan dengan tanaman perkebunan seperti tanaman karet yang berumur < 5 tahun sehingga dapat menambah pendapatan petani karet seperti di Kecamatan Jabiren, Kalimantan Tengah. Nanas juga dapat diintegrasikan dengan tanaman kelapa seperti diperkebunan di lahan kebun Riau.
Umumnya orang bilang tanah gambut itu masam, tetapi percayakah anda dari sanalah dihasilkan nanas paling manis dan segar? Contohnya nanas madu yang banyak dibudidayakan di lahan gambut masam ternyata berbuah manis.
Karena nenas merupakan tanaman paling tahan masam. Pada tanah pH 3,0 nenas tumbuh dan berproduksi dengan baik, padahal tanaman lain pasti mendapat gangguan pertumbuhan dan hasil.
Budidaya nanas di lahan gambut bersifat spesifik, namun tidak terlalu sulit. Ada 10 point yang perlu diperhatikan untuk membudidayakan nenas di lahan gambut agar sukses, yaitu (1) tanam sebaiknya awal musim hujan; (2) lubang tanam sesuaikan dengan jarak dan sistem tanam ; (3) bibit harus sehat dan cukup 1/lubang tanam; (4) tanah sekitar bibit dipadatkan agar tidak mudah roboh dan akar kontak langsung dengan air; (5) penyiraman rutin hingga tanah lembab dan basah; (6) bibit ditanam cukup 3-5 cm bagian pangkal batang dan ditimbun tanah; (7) pembubunan diambil dari tanah selokan atau parit di sekeliling bedengan; (8) penyiangan agar tanaman tidak dikalahkan gulma dalam persaingan; (9) pemupukan pada umur 2 - 3 bulan dengan pupuk buatan dan susulan setiap 3-4 bulan sampai berbunga dan berbuah; dan (10) pengendalian hama dan penyakit sedini mungkin.
Selain itu Anda juga patut hati-hati dengan penyakit busuk pangkal yang disebabkancendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn). Penyakit ini muncul karena luka-luka mekanis pada tanaman. Pencegahan dapat dengan penyimpanan bibit sebelum tanam agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, dan perendaman bibit dalam larutan fungisida seperti Benlate.
Nanas yang ditanam secara monokultur setelah umur 15-18 bulan dapat menghasilkan produksi 30-40 ton/ha dengan kerapatan tanam sekitar 40-50 ribu pohon/ha. Apabila ditanam tumpang sari dengan kelapa atau karet, maka produksi dapat separuhnya sekitar 15 ton pada tahun pertama panen dengan kerapatan tanam 20 ribu pohon/ha.
Nanas yang dipanen tahun ke 2 apabila setiap petani mengusahakan seluas 2 (dua) hektar dan harga nenas sekarang Rp. 1.500/kg, maka diperoleh penerimaan sebesar 30.000 kg x Rp. 1.500 = Rp. 45.000.000. Apabila dikurangi dengan biaya bibit, pupuk dan lainnya sekitar Rp 15 juta maka keuntungan bersih didapat sekitar Rp. 30 juta/tahun.
Hasil nanas ini merupakan sampingan bagi petani kelapa atau karet sehingga pendapatan petani meningkat dengan hasil nanas sebagai tambahan, bagaimana? Silakan memulainya dengan berkebun nenas. [***]