Metroterkini.com - Jalan lintas provinsi di Panipahan Kecamtan Pasir Limau Kapas Rokan Hilir Riau, saat musim hujan seperti kubangan kerbau, karena pekerjaanya masih terbengkalai.
Jalan provinsi ini juga menghubungkan antara Desa Panipahan menuju Kubu Babubasalam melewati Sungai Daun, tepatnya di Pulai Belayar Kepenguluan Sungai Daun Kecamatan Palika. Jalan tersebut satu-satunya jalan darat menuju Bagansiapiapi, ibukota Kabupaten Rokan Hilir. Jalan ini sampai saat ini belum ada pengaspaalan atau pengerasan, penimbunan badan jalan.
Jalan dengan panjang sekitar 10 Km dan lebar 10 meter, merupakan akses darat dari Kecamatan Pasir Limau Kapas-Kubu Babussalam yang selanjutnya menuju ibukota Kabupaten Rokan Hilir. Sebab selama ini, masyarakat Pasir Limau Kapas harus menempuh jalur laut.
Kondisi jalan ini cukup memprihatinkan, saat musim hujan seperti kubangan kerbau karena dilalui kendaraan roda dua dan bisa dilewati mobil barang saat musim panas. Kendaraan roda empat bisa melewati daerah ini hanya dalam keadaan terpaksa, karena jalan masih ditimbun dengan tanah merah.
Beberapa warga yang melintasi jalan ini pada libur di tahun baru 2018 kemarin, menyebutkan hampir memakan waktu puluhan jam, pada hal katanya andai jalannya tidak licin dan tidak becek paling makan waktu hanya hitungan menit saja.
Salah satu warga Nasri yang setiap minggunya melintasi dan menuju ke kebunnya mengaku jalan tidak bisa dilewati saat hujan.
"Kita berharap jalan ini dapat perhatian pemerintah dan bisa selesai dibangun," ujarnya.
Menurut pantauan metroterkini.com, jalan tersebut adalah satu-satunya jalan poros yang di dambakan warga Kecamatan Palika yang ditembus melalui jalur darat menuju keterisolasian daerah ini dari jalur darat. Warga Palika selama ini, menggunakan darat melalui wilayah Sumut melalui perkebunan swasta.
"Sebenarnya warga sudah kecewa, siapapun pemimpinya baik bupati dan gubernur belum ada yang mambuka wilayah Kecamatan Palika dari terisolir dari jalur darat," tambanya.
Akibatnya, warga daerah ini sangat kesulitan untuk menjual hasil kebun seperti sawit, karena jalan tidak lancar, bahkan hasil kebun mereka bisa membusuk di kebun karena jalan tidak maksimal bisa digunakan masyarakat.
"Saat hujan jalan licin dan berair, dan saat kemarun berlubang bekas genangan air serta berdebu," ujarnya.
Harapan warga, jangan datang berkampanye ke Palika kalau tidak sanggup membangun jalan yang tinggal 10 Km lagi untuk membuka keterisoliran daerah Kecamatan Palika. [mus]