PM Kamboja Hun Sen Tolak Bantuan Dana AS

Ahad, 19 November 2017 | 21:18:34 WIB

Metroterkini.com - Kalau Indonesia punya Soekarno yang berkata 'go to hell with your aid' untuk Amerika Serikat, Kamboja punya Hun Sen.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menantang Amerika Serikat untuk sama sekali menghentikan bantuan pendanaannya, Minggu (18/11/2017). Sebelumnya, pemerintah AS mengumumkan untuk mengakhiri bantuannya untuk pemilihan umum tahun depan.

Itu merupakan respons atas dibubarkannya partai oposisi utama, Cambodia National Rescue Party (CNRP). Selama ini CNRP disebut sebagai partai yang dibantu AS. Partai itu bahkan membela Kem Sokha, pemimpin yang ditahan karena dituding berkhianat.

Penangkapan itu dilakukan September lalu, dengan alasan melawan pemerintah dengan bantuan AS. Partai yang membela pengkhiatan disebut Hun Sen juga sebagai pengkhianat dan tak layak terlibat dalam proses demokrasi Kamboja lagi. Ia mengancam akan membubarkannya.

Partai itu kemudian dibubarkan Pengadilan Tinggi, atas permintaan pemerintah Hun Sen. Alasannya, ada kecenderungan partai oposisi ingin merebut kekuasaan, meski CNRP telah menolak tudingan itu. Itulah yang kemudian membuat AS naik pitam.

Pada Jumat (17/11), AS mengumumkan mengakhiri bantuan. Pemilu 2018 adalah yang terakhir.

Pemerintahan Hun Sen sendiri memang punya langkah anti-AS yang tegas. Hun Sen merupakan PM yang sudah menguasai Kamboja selama lebih dari tiga dekade. Seperti diberitakan Fresh News, situs yang pro pemerintah di Kamboja, Hun Sen menyampaikan ketegasannya dalam pidato kepada pekerja garmen. Di pidato itu ia mengatakan, menyambut keinginan AS memotong dana.

“Samdech Techo Hun Sen mengonfirmasi bahwa pemotongan bantuan dana dari AS tidak akan membunuh pemerintahan, melainkan hanya akan membunuh sekelompok orang yang melayani kebijakan Amerika,” demikian Fresh News melaporkan, seperti dikutip Reuters.

Siapa orang-orang yang melayani AS itu, tidak dijelaskan lebih lanjut.

“Hun Sen menyambut dan mendukung AS untuk mengakhiri semua bantuan,” ditambahkan.

Kementerian Dalam Negeri AS menyebutkan, mereka membantu Kamboja untuk program kesehatan, pendidikan, pemerintahan, pertumbuhan ekonomi, dan pembersihan persenjataan yang tidak meledak. Pada 2014, angkanya mencapai US$77,6 juta. [cnn]

 

Terkini