Metroterkini.com - Presiden Hassan Rouhani meninjau langsung sejumlah lokasi gempa Iran seiring dengan pertambahan jumlah korban tewas yang kini diperkirakan mencapai 530 orang.
"Saya ingin memastikan seluruh warga yang terkena dampak gempa mengetahui bahwa pemerintah bertindak dengan segala cara untuk menangani bencana ini secepat mungkin," ujar Rouhani.
Estimasi korban tewas ini didapat setelah seorang pejabat berwenang di Provinsi Kermanshah, Mohammad-Ali Monshizadeh, menghitung sertifikat kematian dan perkiraan jumlah korban yang diduga masih terjebak di dalam reruntuhan gedung.
"Kami sudah mengeluarkan 430 sertifikat kematian, tapi kemungkinan 100 sampai 150 orang masih terkubur dan terjebak di reruntuhan bangunan di desa-desa dan belum ditemukan. Ini menjadikan total kematian bisa mencapai 530 sampai 580 orang di Provinsi Kermanshah sendiri," tutur Monshizadeh dilansir CNNIndonesia, Rabu (15/11).
Kantor berita IRNA melaporkan, kota yang paling terkena dampak adalah Sarpol-e Zahab dengan korban tewas mencapai 316 orang. Sementara itu, 28 orang lainnya dilaporkan tewas di Qasr-e-Shirin, kota di Kermanshah yang berbatasan langsung dengan Irak.
Gempa 7,3 skala Richter yang terjadi pada Minggu (12/11) sekitar pukul 21.00 berpusat di daerah perbatasan Irak dan Iran.
Sejumlah bangunan publik termasuk rumah sakit utama di Qasr-e-Shirin dilaporkan rusak akibat gempa, sehingga mempersulit penanganan para korban yang terluka. Rumah sakit di beberapa provinsi terdekat pun kewalahan menangani ribuan korban terluka yang terus berdatangan.
Organisasi Bulan Sabit Merah Iran sudah menyediakan penampungan darurat bagi para pengungsi. Namun, mereka masih mengalami keterbatasan listrik dan air bersih.
"Kami mengungsi di tempat penampungan dan kami tidak memiliki cukup makanan dan air bersih. Anak-anak menangis karena kedinginan. Mereka mengandalkan orang tuanya untuk menghangatkan diri," kata Ali Gulani, pengungsi dari kota Qasr-e-Shirin, seperti dikutip The Guardian.[*]