Metroterkini.com - Lima WNI dilaporkan tewas dalam kebakaran di Kampung Sungai Gelugur, Taman Petani Jaya, Kedah, Malaysia, pada Selasa(7/11) dini hari. Pihak keluarga mengharapkan bantuan perwakilan Indonesia agar dapat memakamkan para korban di kampung halamannya di Surabaya, Jawa Timur.
Puluhan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api setelah menerima panggilan darurat sekitar pukul 04.11 waktu setempat. “Saat petugas tiba kebakaran telah menyebar di empat rumah," kata juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mengatakan seperti dikutip The Star, Rabu (8/11).
Jamil Tikan, 60 tahun, seorang saksi mata, mendengar suara ledakan dari depan rumah seusai salat malam sekitar pukul 02.30 waktu setempat. Dia langsung keluar dan melihat api melahap bangunan di sebelah rumahnya.
Jamil melihat seorang korban dengan sekujur tubuh terbakar tergeletak di tanah. Dia pun mencoba memadamkan api yang menjalar di sekujur tubuhnya. Jamil mengenali korban bernama Samsul.
"Dia berteriak 'panas dan 'sakit' dan menggeliat kesakitan. Saya kemudian menyadari ada empat orang lainnya yang terjebak di dalam bangunan tersebut," kata Jamil. Kini Samsul masih dalam keadaan kritis di Rumah Sakit Sultan Abdul Halim, Sungai Petani, Kedah.
Petugas lalu menemukan lima jenazah di antara puing-puing sisa kebakaran. Mereka dikenali sebagai Tabiyah, 60 tahun, Habi Tokriman, 40 tahun, Mat Holil Tubat, 40 tahun, Ume, 35 tahun, dan Misbah Hul Anuwar, 17 tahun.
Jamil mengatakan rumah tersebut dihuni oleh sedikitnya 21 WNI yang bekerja pada pabrik-pabrik di Sungai Petani. Beberapa korban yang tewas, kata dia, telah tinggal selama lebih dari 20 tahun.
"Kejadian sangat cepat terjadi dan kami tidak dapat mengambil apapun dari rumah, untungnya 15 orang lainnya berhasil lolos tanpa cedera," katanya seperti dilansir The New Strait Times.
Asisten kepala kepolisian wilayah Kuala Muda, Komisaris Saifi Abdul Hamid, mengatakan polisi akan melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi korban. “Jasad para korban terbakar hingga sulit dikenali hingga kami perlu melakukan tes DNA untuk memastikan identitasnya,” kata Hamil. Seluruh korban kehilangan dokumen identitas mereka. Polisi baru mengidentifikasi berdasarkan pernyataan dari kerabat dan tetangga.
Dilansir Cnn, Widayulita Arin, 22 tahun, istri almarhum Habi Tokriman, mengatakan keluarga tengah meminta bantuan Konsulat Jenderal RI di Penang untuk memulangkan jenazah sang suami ke Tanah Air.
"Kami berharap bisa membawa jenazah pulang tapi kami perlu mengecek KJRI apa bisa melakukannya," papar Widayulita.
Dia mengatakan telah memberi tahu KJRI soal insiden ini sebelumnya. Widayulita mengatakan baru mengetahui kejadian yang menimpa sang suami sekitar pukul 07.30 pagi ketika dirinya baru pulang bekerja.
“Saya baru tiba dan banyak orang berkumpul di depan rumah. Saya tidak diizinkan masuk. Terakhir kali saya berbicara dengan suami saya adalah dua hari lalu," kata dia.
Menurut Widayulita, almarhum Tabiyah dan suaminya, Samsul yang menderita luka bakar 60 persen berencana pulang ke Surabaya pada pukul tiga sore hari ini, Rabu (8/11). [Cnn]