Metroterkini.com – Tidak banyak yang mengetahui ternyata Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jatim mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal pengelolaan Dana Desa (DD).
Bahkan Jokowi menjadikan Desa Bringinan sebagai salah satu contoh Desa yang berhasil mengelola dana Desa. Hal itu dibuktikan dengan Tim Staf Kepresidenan RI untuk memotret Desa Bringinan secara detail, Rabu (23/8/2017).
Kedatangan Tim Staf Keprisidenan pun nyaris luput pantauan media massa. Kedatangan Tim Istana Negara tersebut secara khusus didampingi oleh Gianto salah anggota DPRD Jawa Timur. Sedangkan Staf Kepresidenan RI yang berkunjung ke Desa Bringinan adalah Andrianto Gani, Wandy N, dan Rendra N.S.
Selama beberapa waktu setelah melakukan audiensi dan pemaparan di Balai Desa Bringinan melakukan pemotretan Desa. Barno selaku Kepala Desa Bringinan mengakui terkejut dan bangga atas kedatangan Staf Kepresidenan Joko Widodo di desanya.
Pihaknya mengaku bangga dan terkejut atas utusan Jokowi ke desanya. “Atas nama Pemerintah Desa Saya mengucapkan terima kasih, dimana ada tamu istimewa dari Staf Kepresidenan Jakarta untuk meninjau langsung kondisi Desa Bringinan dan sekaligus warga Desa Bringinan,” ucapnya berkaca-kaca.
Pihaknya juga menjelaskan, hal itu suatu kebanggaan bagi kita semua karena mendapat perhatian dari Istana Keprisidenan. Kepala desa yang dijuluki penuh inovasi dan supel ini mengakui sangat terkejut dan bangga dengan kedatangan tamu istimewa. “Ini berkah dan karunia Tuhan, YME, dimana ora ngimpi, ora nyongko, ujug-ujug desone awak e dewe ditekoni tamu istmewa dari kantor staf kepresidenan RI. Ini luar biasa,” terang Barno.
Saat memberi sambutan, Barno dengan logat gaya bicaranya menceritakan kalau Besa Bringinan itu termasuk kategori desa sedang, karena luas wilayah nya hanya 140 hektar dan luas persawahan 67 hektar dan jumlah penduduknya 1.400 orang. Rata-rata penduduk Bringinan adalah buruh tani, dan mayoritas warganya menjadi TKI, ada 150 orang dan yang menjadi PNS 3 orang.
Dia juga menceritakan pengelolaan Dana Desa yang mulai diterima tahun 2015. "Dengan adanya Dana Desa Bringinan semakin berbudaya. Dimana sebelumnya dengan minimnya anggaran, dengan adanya dana desa masyarakat Bringinan semakin makmur dan membangun insfrastruktur dengan cepat. Prioritas yang kita lakukan adalah pembangunan irigasi karena mayoritas warganya adalah bertani. Selain itu kita membuat sumur dalam, karena ini membutuh dana yang besar. Setelah kita koordinasi dengan kec dan pemdes diperbolehkan karena sumur dalam merupakan program berkelanjutan,” terangnya.
Untuk menentukan prioritas pembangunan dengan adanya dana desa,pihaknya melakukan musyawarah antar dukuh, dengan melibat BPD, kamituwo dan perangkat desa lainnya untuk jaring aspirasinya. Langkah selanjunya dibawa ke musyawarah desa untuk menentukan prioritasnya. Dikatakan, demi transparansi dalam pengelolaan dana desa kepada masyarakat Desa Bringinan awalnya tahun 2016 kita hanya pasang papan nama disetiap proyek yang sudah selesai dibangun. Kemudian tahun 2017 ini pihaknya membuat baliho yang isinya RAB desa Bringinan.
“Baliho RAB ini kita buat besar, dan kita pasag disetiap dukuh. Agar semua warga desa melihat dan mengetahui uang milyaran yang diterima Desa ini digunakan untuk apa saja. Jadi warga tidak perlu lagi datang ke balai desa, tinggal melihat papan nama lengkap dengan nominalnya,” terang Barno.
Sementara itu Andrianto Gani selaku koordinotor kantor staf kepresidenan mengungkapkan, kedatangan kami ke Desa Bringinan sebenarnya ingin mengetahui sejauh mana manfaat dari pada penggunaan dana desa (DD) di desa Bringinan. “Saya senang dengan pemaparan Kepala desa Bringinan Pak Barno. Kami memberikan apresiasi dimana Desa Bringinan bisa memanfaatkan DD ini dengan baik,” tutur Andrianto Gani.
Kami sendiri ditugaskan sebagai koordinator tim pemantau program prioritas Presiden RI Joko Widodo, salah satunya adalah Dana Desa. Dikatakan, tujuan dari Presiden Jokowi menggelontorkan Dana Desa yakni dana pemerintah yang besar itu tidak hanya beredar dikota-kota besar saja, namun bisaberedar di Desa-desa. Dengan demikian dana itu akan beredar di desa dan berputar didesa.
Untuk itu lanjut Andriano, keberhasilan yang dicapai Desa Bringinan itu perlu disebar luaskan. Kami akan melakukan pemotretan dan tanya jawab dengan berbagai sumber terkait keluhan dan masukan dari pelaksanaan DD. “Ini kabar baik, dan akan menjadi contoh bagi Desa yang lainnya. Insfrastruktur yang baik, transparansi dan keterbukaan, juga pemberdayaan melalui pelatihan tentunya akan menambah kemakmuran warganya,” tandasnya. [nur]