Polisi Filipina Tembak Mati 26 Pengedar Narkoba

Jumat, 18 Agustus 2017 | 00:15:17 WIB

Metroterkini.com - Polisi Filipina menembak mati sekitar 26 orang pengedar narkotik dan bandit jalanan di Manila, dalam sebuah operasi, Kamis (17/8). Operasi dalam rangka memerangi narkotik dan kejahatan itu, merupakan yang kedua kali digelar polisi selama pekan ini.

Dalam operasi sebelumnya, pada Senin (14/7) malam, polisi juga menembak mati 32 orang pengedar narkotik dan menangkap lebih dari 100 orang bandit di Provinsi Bulachan, sebelah utara Manila. 

Juru Bicara Kepolisian Manila, Kolonel Erwin Margarejo menyebut operasi di Bulachan dan Manila merupakan yang terbesar.

"One time, big time," kata Erwin seperti dikutip Reuters, Kamis (17/8).

Erwin mengatakan, polisi menembak mati para bandit, karena mereka melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

Berdasarkan catatan kepolisian, dalam operasi di dua lokasi itu, polisi meringkus 179 orang. Polisi menyasar daerah-daerah kumuh di Manila dan Bulachan untuk mencari pengedar narkotik. Mereka mengenakan pakain-pakaian sipil dan terkadang berpura-pura menyamar sebagai pembeli narkotik untuk menjebak para pengedar dan juga pelaku kejahatan lainnya.

"Operasi ini tidak hanya fokus pada pengedar narkotik, tapi juga pelaku kejahatan jalanan lainnya, seperti perampok yang kadang juga sering terpengaruh narkotik," kata Erwin.

Selama Rodrigo Duterto menjabat sebagai Presiden Filipina, Juni 2016, tercatat ribuan orang pengedar narkotik tewas ditembak. Duterte melancarkan perang melawan narkotik dan kejahatan di Filipina.

Data kepolisian Filipinan mencatat, hingga akhir Juli 2017, lebih dari 3.400 orang tewas dalam perang terhadap narkotik dan kejahatan. Sebanyak 65 polisi terbunuh dalam operasi-operasi tersebut.

Duterte menilai, tewasnya 32 orang di Bulachan merupakan suatu kabar baik. Bahkan, dia mengatakan operasi memerangi penjahat harus dilakukan setiap hari.

"Mari bunuh 32 penjahat lainnya setiap harinya. Mungkin kita dapat mengurangi penyakit yang ada di negeri ini," kata Duterte.

Duterte juga menyindir kelompok Hak Asasi Manusia yang mengecam pembunuhan terhadap pengedar narkotik. Mereka, kata Duterte, menghalangi
kampanye antinarkoba.

Menurut Duterte, kelompok-kelompok yang menghalangi perang terhadap narkotik, bila perlu ditembak juga.

Pernyataan Duterte itu, menuai kecaman dari Human Rights Watch. Duterte dianggap telah menarget orang-orang yang bekerja untuk melindungi hak-hak warga Filipina. [cnn]

Terkini