Masyarakat Minta RAPP Hentikan Operasi di Bagan Melibur

Jumat, 23 Desember 2016 | 00:00:13 WIB

Metroterkini.com - Masyarakat desa Bagan Melibur Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti Riau meminta PT RAPP menghentikan operasinalnya di daerah mereka. Karena saat ini masih ada konflik yang sedang dalam proses Tim Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang hingga kini belum selesai. 

Salah seorang warga Bagan Melibur, Maridi mengatakan, sebagian besar masyarakat menyampaikan, masyarakat meminta PT RAPP tidak boleh melakukan kegiatan apapun di desa ini. 

“PT RAPP tidak boleh melakukan kegiatan apapun di desa kami, kan perusahaan ini sedang dihentikan oprasionalnya oleh pemerintah, faktanya dilapangan mereka tetap menanam akasia, memasang patok-patok di kebun masyarakat dan juga menjalankan kegiatan yang mereka sebut program Community Development (CD)," kata Maridi.

Tegasnya, apa yang dilakukan PT RAPP di desa Bagan Melibur telah mengadu domba dan membuat masyarakat terpecah belah. 

"Hubungan silaturahmi kami masyarakat menjadi tak bagus, yang masyarakat inginkan tu bukan program-program seperti bantuan ini, yang diinginkan adalah konflik dengan PT RAPP ini selesai, kebun-kebun kami yang sudah dirampas dan dihancurkan itu dikembalikan” tegas Maridi.

PT. Riau Andalan Pulp and Puper (RAPP) dinilai tidak mematuhi arahan pemerintah untuk penghentian sementara operasional di wilayah Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Dengan kegiatan yang disebutkan muradi, PT.Riau Pulp and Puper (RAPP) tekesan masih membandel dan mengabaikan perintah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 
Pasalnya, Perusahaan yang tergabung dalam APRIL Group tersebut disebut-sebut hingga kini masih beroperasi di Pulau Padang.

"PT. RAPP diarahkan untuk tidak beroperasi. Namun fakta dilapangan tetap ada aktivitas penanaman akasia dilahan konflik, pematokan dilahan perkebunan warga,"kata Sekretaris Jaringan Masyarakat Gambut Riau, Isnadi Esman, Jum'at (23/12/2016). [mer-ril]

Terkini