Penghinaan Ketum PBNU, HMI: Itu Bukan Pernyataan Institusi

Ahad, 06 November 2016 | 00:00:16 WIB

Metroterkini.com - Nama Deni Iskandar muncul menjadi perbincangan di media sosial hususnya Facebook. Lantaran ia dinilai telah menghina Ketua Umum Nahdhatul Ulama beserta para Kyai di dalamnya.

Dalam status Facebooknya ia menyebut NU sebagai organisasi yang tidak punya kelamin sebab tidak ikut berpartisipasi dalam demonstrasi "aksi bela Islam 2" pada 4 November lalu. Saat ini, kabarnya kasus ini telah dilaporkan oleh Sekretaris GP Ansor Tangerang Selatan ke Polres setempat.

Hal ini ditanggapi oleh Ketua Umum Komisariat Fakultas Ushuluddin da Filsafat (KOMFUF) periode 2015, Muflih Hidayat, menyebutkan bahwa kejadian ini tidak ada kaitannya dengan institusi HMI. 

"Akun Facebook itu jelas pribadi dan tentu saja tidak ada sangkutpautnya dengan institusi HMI. Logika berpikirnya harus benar disini," kata Muflih.

Muflih melanjutkan, sikap dari Deni  Iskandar ini memang terbilang kasar, maka wajar NU melaporkan kasus ini. Tak hanya itu hal ini juga telah melanggar konstitusi HMI sendiri. Maka Institusi HMI khususnya HMI Cabang Ciputat sendiri harus bertindak tegas.

"Deni Iskandar atau Goler itu jelas sekali melanggar Anggaran Dasar (AD/ART) HMI pasal 7 poin C yang berbunyi, setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun dalam berperilaku dan menjalankan aktivitas organisasi, maka HMI Cabang Ciputat harus menjalankan fungsinya disini" ungkap Muflih.

Soal jabatan Sekretaris Umum Komisariat (Sekum) yang disebut dibeberapa media, Muflih mengklarifikasi bahwa hingga saat ini Deni ini belum dilantik. Maka secara konstitusional ia belumlah sah menjadi Sekum.

"Kita lihat saja apakah HMI Ciputat akan bertindak tegas atau justru malah melantik Deni Iskandar ini sebagai Sekum" sambungnya.

Di sisi lain, ideolog HMI (NDPer) HMI Ciputat, Dedy Ibmar menjelaskan substansi dari kajian keislaman yang tertuang dalam Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) itu menginginkan agar kadernya memiliki pemahaman islam yang moderat dan menghargai perbedaan pendapat dalam menafsirkan sesuatu melalui pendekatan"teologis filosofis" bahwa kebenaran yang dimiliki manusia nisbi karna kebenaran mutlak hanya milik Tuhan.

"NDP HMI menganjurkan untuk bersikap sopan dan mengedepankan dialog apabila terjadi perbedaan pendapat. Tidak ada cela-mencela apalagi hina-menghina. Setiap kader sebenarnya memahami betapa moderatnya struktur berpikir dan bertindak dalam NDP, sebab ia adalah alat untuk mendekati kebenaran Mutlak," ungkapnya.

Dedy lebih lanjut menegaskan bahwa bukan hanya konstitusi yang dilanggar, Deni Iskandar juga telah mempertontonkan sikap arogansi  yang sangat bertentangan dengan NDP HMI. 

"Iman dan Ilmu tak akan ada artinya tanpa Amal saleh" sambungnya. [rilis]

Terkini