Metroterkini.com - Sejumlah pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) memperingatkan ancaman serangan dari jaringan Al-Qaeda sehari sebelum pilpres digelar. Ancaman serangan itu ditujukan kepada otoritas lokal di New York, Texas dan Virginia.
Informasi itu disebutkan oleh sumber yang dikutip CBS News dan dilansir Reuters, Jumat (4/11/2016). Potensi ancaman serangan Al-Qaeda itu diperkirakan terjadi pada Senin (7/11) waktu setempat, atau sehari sebelum pilpres digelar pada Selasa (8/11) secara nasional.
Tidak disebutkan secara spesifik lokasi yang menjadi target serangan Al-Qaeda, namun pejabat intelijen AS telah mengirimkan peringatan kepada pasukan gabungan pemberantasan terorisme soal potensi ancaman di tiga wilayah, yakni New York, Texas dan Virginia.
"FBI, bekerja bersama mitra lokal, negara bagian dan federal kami, berbagi dan menaksir intelijen setiap hari dan akan terus bekerja bersama secara erat dengan penegak hukum dan mitra komunitas intelijen untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi ancaman apapun terhadap keselamatan publik," terang seorang pejabat senior FBI kepada CBS News.
Laporan CBS News itu belum bisa dikonfirmasi secara mandiri oleh Reuters. Para pejabat pada Departemen Keamanan Dalam Negeri AS enggan mengomentari hal ini.
Potensi terjadinya kekerasan membayangi pelaksanaan pilpres yang menjadi pertarungan antara capres Partai Demokrat Hillary Clinton dan capres Partai Republik Donald Trump. Namun, otoritas penegak hukum termasuk FBI dan kepolisian AS tidak meningkatkan pengamanan saat pilpres digelar.
AS justru lebih mengkhawatirkan soal ancaman serangan peretas dari Rusia juga oleh aktor lainnya terhadap sistem pemungutan suara AS yang digelar secara elektronik. Menghadapi kekhawatiran itu, otoritas AS memperkuat pertahanan dunia maya saat pemungutan suara digelar nantinya. [rem-dt]