Masalah Semen Indonesia Diduga Ada Motif Persaingan Usaha

Selasa, 01 November 2016 | 00:00:20 WIB

Metroterkini.com - Polemik pro dan kontra yg terjadi terhadap pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah, dianggap lebih mengarah seperti ke persaingan usaha antar industri semen. 

Selain itu, alasan dikabulkannya gugatan terhadap Semen Indonesia oleh Mahkamah Agung (MA) juga tampak membingungkan. Demikian pendapat dikemukakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Johny Darmawan, Selasa (1/11).

"Menurut saya, itu soal persaingan usaha saja. Kalau semua izinnya lengkap, dari Amdal sampai izin lingkungan, izin usaha, sudah dikeluarkan, kenapa tiba-tiba diributkan sekarang," ujar Johny.

Sebelumnya MA pada tanggal 5 Oktober lalu telah mengabulkan gugatan izin lingkungan yang dilakukan sekelompok mengatasnamakan masyarakat Rembang bersama LSM terhadap keberadaan pabrik Semen Indonesia. Sementara, Semen Indonesia telah memperoleh izin lingkungan yang diterbitkan pada era Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Johny merasa heran bahwa dengan kelengkapan izin lingkungan yang memang sudah ada dimiliki Semen Indonesia, namun muncul sikap tidak suka terhadap aktivitas pabrik dari sekelompok orang.

Begitu juga dengan pertimbangan hukum dalam mengabulkan gugatan izin lingkungan Semen Indonesia, menurut Johny, seharusnya MA lebih berpihak dan berpandangan terhadap kepentingan industri dan perekonomian nasional.

"Jangan menjadi takut karena adanya desakan dari LSM kalau semua syarat-syarat sudah dipenuhi Semen Indonesia," ucap dia.

Johny mengatakan, MA seharusnya lebih melihat aktivitas Semen Indonesia demi mewujudkan kebutuhan produksi semen nasional. Selain itu juga turut mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui ekspor dan impor semen.

"Jelas, kini secara ekonomi nasional telah rugi. Produksi Semen Indonesia kan bisa dijual untuk penerimaan negara," tutur Johny.

Hal lainnya, Johny mengatakan, persoalan yang membelit Semen Indonesia saat ini amat berpengaruh terhadap iklim investasi di Indonesia. Johny berpendapat, investor menjadi bingung dan merasa tidak memiliki kepastian sebab secara tiba-tiba izin lingkungan yang telah sah dimiliki Semen Indonesia lalu dibatalkan.

"Investor jadinya merasa takut, khawatir, tiba-tiba tidak pasti status bisnis Semen Indonesia. Izin lingkungan sudah ada, Amdal lengkap, tapi semua dibatalkan," ujar Johny.

Kabarnya, pabrik Semen Indonesia telah merampungkan proses pembangunan hingga mencapai 95 persen dan diharapkan tahun 2017 telah bisa beroperasi. Pabrik Semen Indonesia menempati areal lahan seluas 55 hektar dan diprediksi mampu berproduksi hingga 130 tahun.

Investasi pembangunan pabrik Semen Indonesia diperkirakan mencapai Rp 4,5 triliun dan mayoritas dimiliki oleh Indonesia. [mer]

Terkini