Metroterkini.com - Angin badai berkecepatan 230 kilometer per jam, Topan Matthew, mulai menerjang wilayah bagian tenggara Amerika Serikat, Florida, sejak Jumat (7/10) waktu setempat. Setidaknya empat orang meninggal akibat kejadian itu.
Seperti diberitakan CNN pada Sabtu (8/10), berdasarkan laporan Kantor Polisi Daerah Putnam County, seorang perempuan meninggal setelah sebuah pohon tumbang menimpa mobil trailer yang ditumpanginya ketika badai berlangsung.
Sementara itu, dua korban lainnya berasal dari wilayah Volusia dan satu korban dari St. Lucie.
“Layanan darurat menerima laporan seorang pria tidak sadarkan diri dan mengalami kesulitan pernapasan tapi mereka tidak bisa merespons karena besarnya hantaman angin badai,” petugas pemadam kebakaran St. Lucie County memberi keterangan melalui akun Facebook.
Sekitar 23.000 warga AS diungsikan pada 180 lokasi. Menurut seorang WNI yang tinggal di Florida, Hadijah Pebriah (40), angin kencang mulai terasa sejak pukul 07.35 pagi waktu setempat. Gubernur sejak Selasa (4/10) lalu sudah menginstruksikan warga di sekitar pesisir pantai untuk mengungsi ke tempat aman.
Hadijah mengatakan, warga setempat juga telah mengantisipasi datangnya topan dengan menutup semua lubang jendela bangunan dan rumah dengan papan tripleks. Selain itu, para warga juga sudah menyediakan peralatan dan kebutuhan darurat seperti lampu senter, makanan serta minuman yang cukup.
“Gubernur sudah memberi pengumuman [ada badai]. Mereka selalu menghubungi dan mengingatkan kami untuk evakuasi. Sekitar Rabu (5/10) siang saya dan suami serta tetangga dievakuasi ke Orlando,” kata Hadijah saat dihubungi CNNIndonesia.com pada Sabtu (8/10).
Hadijah dan suami sejak Rabu lalu sudah meninggalkan rumah mereka di Indialantic, pulau kecil di pesisir Florida. Saat dihubungi, Hadijah mengatakan Topan Matthew sedang menerjang wilayah tempat tinggalnya.
“Topan sedang di tempat tinggal saya dan terus menuju utara. Karena diameternya cukup besar, wilayah Orlando juga sudah mulai terasa. Kami belum bisa kembali ke rumah sampai ada pengumuman lebih lanjut dari pemerintah,” kata Hadijah melanjutkan.
Gubernur Florida Rick Scott mengatakan, Topan Matthew juga menyebabkan terputusnya pasokan listrik bagi satu juta rumah di sana. Menurutnya, kerusakan yang disebabkan topan Matthew akan berdampak panjang. Beberapa akses lalu lintas seperti jalan tol dan jembatan ditutup. Namun, jalan-jalan utama di Florida masih bisa digunakan.
“Perlu diingat, badai belum selesai dan masih bertahan di wilayah ini. Untuk sementara kita akan terus merasakan dampaknya sampai dengan malam ini,” tutur Scott.
Menurut Pusat Badai nasional AS, kecepatan Topan Matthew diperkirakan terus berkurang. Dari semula kecematan mencapai 200 kilometer per jam, menjadi 170 kilometer per jam.
Saat ini, topan terletak 40 mil di sebelah timur Jacksonville, Florida atau 135 mil di selatan Savannah, Georgia. Kekuatan topan Matthew diperkirakan akan masih berlanjut dan bergerak ke pesisir utara. Keadaan darurat telah dilayangkan pemerintah daerah Florida, Georgia, Carolina Utara, dan Carolina Selatan.
Akibat topan berkategori dua ini, aktivitas beberapa bandara di Florida terganggu. Sekitar 4.000 penerbangan terpaksa dibatalkan. Pemerintah Florida juga memiliki pasokan bahan bakar minyak yang bertahan setidaknya untuk lima hari ke depan jika pelabuhan belum bisa beroperasi memasok bahan bakar.
Presiden AS Barack Obama telah memperingatkan bahaya Topan Matthew yang akan menghantam bagian tenggara negara itu. Jutaan orang di AS telah diperintahkan untuk evakuasi sejak Rabu (5/9), setelah topan tersebut memorakporandakan Haiti dan Bahama.
Topan Matthew telah menewaskan lebih dari 300 orang. Haiti merupakan negara dengan korban terbanyak, menambah penderitaan warganya yang dulu sempat diguncang gempa. [cnn]