Metroterkini.com - China melakukan berbagai cara agar para delegasi G20 terpukau dengan kota Hangzhou, tempat diadakannya KTT hari Minggu mendatang, mulai dari menutup pabrik hingga "mengusir" jutaan warga.
Diberitakan CNN yang mengutip kantor berita China, Jumat (2/9/16), pemerintah Beijing mati-matian membuat kota Hangzhou tampil cantik demi menyambut para kepala negara G20 pada 4 September mendatang.
Agar tidak terlihat padat dan tidak terjadi kemacetan, dua juta dari sembilan juta warga Hangzhou "diusir" sementara dengan cara yang halus. Sebagian dari mereka mendapat liburan gratis dari perusahaan pariwisata pemerintah, atau mendapat cuti berbayar selama sepekan, yang wajib diberikan oleh perusahaan atas perintah Beijing.
Ratusan ribu pekerja migran di berbagai proyek konstruksi atau usaha kecil dan menengah terpaksa pulang kampung karena tempat mereka bekerja ditutup.
"Semua migran sudah pulang. Jika tidak tutup, Anda bisa didenda atau bahkan dipenjara," kata seorang pria bernama Hou, pemilik toko kecil yang saat ini tutup.
Untuk mengurangi polusi yang mencekik serta membuat langit Hangzhou kelabu, pemerintah China memerintahkan seluruh pabrik dalam radius 300 km dari kota itu ditutup selama 12 hari. Padahal Hangzhou adalah pusat industri tekstil di China.
Sebanyak 255 pabrik di Shanghai yang terletak 200 km dari Hangzhou terkena imbas penutupan. Dengan cara ini, diharapkan langit Hangzhou akan biru, setidaknya di saat KTT berlangsung.
"Banyak pabrik seperti kami yang ditutup, kehilangan banyak sekali uang. Saya dengar pertemuannya hanya dua hari. Ini semua demi citra China?" kata seorang wanita usia 50-an yang bekerja di pabrik kaos kaki di Kota Datang.
Disebut sebagai "kota paling indah dan elegan di dunia" oleh penjelajah abad ke-13 Marco Polo, Danau Barat di kota itu telah diabadikan oleh banyak pelukis selama berabad-abad.
Saat ini sekitar danau itu dipenuhi polisi berseragam yang menjaga keamanan jelang KTT G20. Warga yang ingin mendekat ke danau diperiksa identitasnya dan dipindai dengan sinar-X.
Warga juga dilarang menyalakan kembang api dan menerbangkan drone dengan pengendali jarak jauh saat KTT G20 berlangsung. Peraturan lainnya, warga dilarang menjemur baju di balkon saat KTT, demi keindahan pemandangan. Jika ada yang nekat menjemur baju, maka ada denda hingga 1.000 yuan atau hampir Rp2 juta.
Ajang G20 juga jadi tempat untuk aksi unjuk rasa kelompok aktivis menyuarakan protes mereka. Tapi tidak di China.
Aparat telah menangkapi banyak aktivis yang dicurigai bakal mengganggu jalannya KTT G20. "Saya tahu ada lebih dari 100 kasus orang ditahan," kata Huang Qi, warga yang mengelola situs yang mengatasi aksi protes akar rumput di China.
Hotel-hotel juga meningkatkan keamanan, beberapa di antaranya dengan menolak tamu dari Xinjiang, Taiwan dan Hong Kong, tiga wilayah rawan ancaman keamanan bagi China.
"Kami tidak menerima klien dari Xinjiang, Hong Kong atau Taiwan. Setelah G20 kami bisa menerima mereka," kata resepsionis di hotel Jinjiang. [**]