Dipaksa Mandi 12 Kali Sehari, Majikan Siksa Pembantu

Selasa, 26 April 2016 | 00:00:17 WIB

Metroterkini.com - Tindak kekerasan terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT) menimpa Maria Imelda (21) perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bekerja di Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis  Riau.

Korban yang bekerja di rumah Herman alias Tong Lee suami Wati alias Bian, pemilik salah satu toko elektronik di Desa Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu. Majikan Maria diketahui telah menyiram cairan konsentrat pembersih lantai toilet (vixal) ke sekujur kaki Maria, karena ia tidak menuruti kemauan sang majikan yang dinilai nyeleneh pada Senin (25/4/16) malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Korban yang dirawat di Puskesmas Sungai Pakning terbaring lemah di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), dengan kondisi kedua belah telapak kaki korban dibaluti perban, karena lebam dan bengkak akibat siraman air keras Vixal dari majikannya.

“Ini sudah yang kesekian kalinya pasangan suami istri itu menyiksa pembantunya, dan hari ini terbukti mereka menyiram vixal dan berbuat kasar terhadap pembantunya, lantas warga langsung melapor kepada polisi,” tutur Kisnar salah seorang tokoh masyarakat Sungai Selari.

Sejumlah sumber menyebutkan kekerasan yang dilakukan pasangan Herman dan Wati sudah selalu dialaminya, padahal hanya dikarenakan hal yang sepele.

“Saya dipaksa mandi bekali-kali oleh majikan perempuan (Wati) padahal saya sudah mandi, dia takut rumahnya kotor, hanya karena tangan saya sewaktu membersihkan ruang tengah dalam keadaan gatal, dia langsung memaksa saya mandi,” cerita Maria dengan nada lirih.

Selain dipaksa untuk mandi lanjut Maria, Herman (majikan laki-laki) mencekik lehernya sambil menyeret Maria ke kamar mandi,  hingga memar dan lebam sampai terguling di dalam kamar mandi, sedangkan Wati majikan perempuan ikut pula menyiksa dengan berkali-kali menyiram kaki Maria dengan air vixal yang berbahaya terhadap kulit.

“Saya sudah menjerit dan menangis minta tolong, tapi kedua majikan saya tidak peduli malah semakin kuat menyiksa. Ini bukan kali pertama pak, saya sudah berkali-kali disiksa di rumah itu, bahkan anehnya terkadang saya disuruh mandi sampai 12 kali dalam satu hari mereka beralasan takut rumahnya kotor,” lanjut Maria.

Maria juga mengaku tidak pernah digaji selama bekerja di rumah pasangan Herman dan Wati, padahal awalnya kedua warga keturunan Tiong Hoa ini menjanjikan gaji Rp 2,5 juta kepada Maria, malah setiap hari mendapat siksaan dan kerja paksa.

“Selama lima bulan saya bekerja tidak pernah mereka membayar gaji saya pak. Janjinya Rp. 2,5 juta sebulan,” ungkap Maria.

Sementara Kapolsek Bukit Batu Kompol Sugeng dikonfirmasi membenarkan adanya laporan kekerasan terhadap pembantu rumah tangga tersebut di Sungai Pakning.

“Benar kita sudah menerima laporan dari warga tentang adanya kekerasan terhadap salah seorang pembantu rumah tangga di desa Sungai Selari, setelah mendapat laporan personil Polsek Bukit Batu langsung menggeledah rumah bersangkutan. Saat ini korban sudah dilarikan ke Puskesmas Sungai Pakning untuk dirawat, sedangkan kedua majikannya kita amankan di Mapolsek untuk diproses lebih lanjut,” tutur Sugeng. [**mt]

 

Terkini