Metroterkini.com - China terus memperkokoh kehadiran mereka di Laut China Selatan. Belum tuntas masalah bandara, kali ini mereka berniat untuk membangun alat pembangkit nuklir terapung di pulau sengketa, Spratly.
Menurut laporan Shanghaiist, Selasa (26/4/16), Beijing bakal menggunakan nuklir untuk memberikan daya ke pulau-pulau buatan mereka di Laut China Selatan. Pemerintah Negeri Tirai Bambu menuturkan akan membangun sedikitnya 20 armada pembangkit listrik yang mengapung di atas wilayah sengketa tersebut.
Beberapa media menyebutkan, untuk membangun pembangkit listrik ini, sudah disediakan rig untuk pengeboran lepas pantai. Direncanakan pembangkit listrik ini akan selesai pada 2020.
Meski terlihat sedikit berbahaya, namun pembangkit listrik mengapung seperti ini sudah digunakan beberapa dekade lalu. Rusia sebagai salah satu negara dengan pembangkit listrik nuklir mengapung di dunia.
"China akan mengoperasikan kekuatan nuklirnya di Laut China Selatan sejak tahun ini. Dan itu akan menjadi generator listrik terbesar yang dimiliki China di Laut China Selatan," ungkap pakar teknomogi nuklir Rod Adams.
Meski sudah berulang kali mendapat tekanan internasional, Negeri Tirai Bambu tetap saja kekeuh atas pembangunan mereka di Laut China Selatan. Dengan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir ini, China akan semakin mudah merebut wilayah-wilayah negara lain yang berada di sekitaran Laut China Selatan seperti Vietnam, Filipina dan bahkan Indonesia. [**mt]