Metroterkini.com - Korea Utara dilaporkan menggunakan gelombang radio untuk mengacaukan sinyal GPS di Korea Selatan. Tindakan Korut yang provokatif di tengah ketegangan militer kedua negara ini menyebabkan sejumlah kapal ikan Korsel harus kembali ke pelabuhan.
Dilasir Cnnindonesia pada Jumat (1/4), Korea Selatan melaporkan terdeteksi sinyal yang dikirim dari Korea Utara, yang diyakini untuk mengganggu penerimaan sinyal dari jaringan GPS.
"Sinyal interferensi dikonfirmasi datang dari arah Haeju dan Gunung Kumgang," bunyi pernyataan Kementerian Telekomunikasi Korsel, merujuk ke sejumlah daerah di pantai barat dan timur Korea Utara yang berdekatan dengan wilayah perbatasan.
Kantor berita Yonhap, mengutip catatan petugas penjaga pantai, melaporkan sekitar 70 dari 332 kapal nelayan yang telah meninggalkan pelabuhan timur Korsel dari Sokcho pada Jumat kembali lebih awal setelah mengalami malfungsi GPS.
Sementara menurut laporan AFP, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan Korea Utara telah mengirimkan sinyal pengacak GPS sejak Kamis (31/3) dari berbagai lokasi di dekat perbatasan yang dijaga ketat.
Kementerian Sains Korsel menyatakan pengacak sinyal GPS itu memengaruhi 58 pesawat dan 52 kapal, meskipun sejauh ini belum ada laporan kecelakaan terkait gangguan sinyal GPS ini.
"Pengacak sinyal GPS merupakan tindakan provokasi. Kami mendesak Korea Utara untuk menghentikan aksi provokatif tersebut dan berperilaku dengan cara yang akan membantu meningkatkan hubungan antar-Korea", kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Jeong Joon-Hee.
Pada 2010, Menteri Pertahanan Korsel memperingatkan bahwa Korea Utara memperoleh perangkat pengacak sinyal buatan Rusia yang mampu mengganggu sistem senjata terpandu.
Dua tahun kemudian, ketika ketegangan hubungan Korsel-Korut juga tengah meningkat, Korsel melaporkan Korut mengacak sinyal Korsel mengakibatkan ratusan pesawat sipil dan kapal Korsel menggunakan peralatan navigasi cadangan untuk menghindari kecelakaan.
Pyongyang menolak tuduhan itu sebagai "laporan palsu belaka."
Ketegangan antara Korut dan Korsel meningkat tahun ini menyusul uji coba bom nuklir Korut pada awal Januari dan peluncuran satelit Korut menggunakan Koret pada awal Februari lalu.
Sementara Korut memprotes latihan militer gabungan Korsel-AS, negara pimpinan Kim Jong Un itu kerap menembakkan sejumlah rudal jarak pendek ke laut menuju Korsel dalam upaya unjuk kekuatan. [cnn]