Metroterkini.com - Memotong timun, tomat, wortel, atau kubis untuk membuat salad dengan pisau lumrah dilakukan. Tapi tahukah Anda bahwa ketika memotong-motong bahan makanan tersebut tanpa disertai jeda mencuci pisau ada berbagai macam bakteri yang berpindah-pindah.
Peneliti dari University of Georgia, College of Agriculture and Environmental Sciences, menemukan bahwa perpindahan bakteri tersebut cukup mengkhawatirkan sehingga mereka merekomendasikan untuk mencuci pisau atau parutan setiap selesai mengupas satu jenis bahan makanan.
Salah satu peneliti Marilyn Erickson mencontohkan ketika ada satu tomat busuk di antara bahan makanan misalnya, tanpa mencuci pisau bakteri yang ada dari tomat bisa berpindah ke bahan makanan lainnya. Pada ujungnya bakteri yang ada di tomat bisa hadir di seluruh makanan yang tersaji.
"Cukup tahu bahwa peralatan makan bisa menyebabkan kontaminasi silang saja sudah penting. Dengan pengetahuan itu, konsumen akan lebih mungkin untuk memastikan peralatan mereka sudah dicuci di antara pemakaian," kata Erickson pada siaran pers dan dikutip pada Selasa (17/11/15).
"Untuk benda seperti tomat, kami cenderung menemukan lebih banyak kontaminasi pisau daripada saat kami memotong strawberry. Kami tak bisa menjelaskan kenapa ada perbedaan antara kelompok makanan, tapi yang kami tahu adalah ketika patogen mencemari makanan ia susah dihilangkan," lanjut Erickson.
E.coli dan Salmonella adalah dua jenis bakteri yang sering ditemukan mencemari makanan. Bayam dan selada adalah sayur yang paling rentan memiliki bakteri-bakteri tersebut namun tomat memiliki tingkat kontaminasi silang paling tinggi.
Bila seseorang mengonsumsi makanan yang tercemar E.coli maka dirinya bisa terserang diare, keram perut, muntah-muntah, atau demam. Sementara itu Salmonella juga menyebabkan gejala yang sama namun lebih sulit diobati dan lebih berbahaya. [**dth]