Metroterkini.com - Presiden Republik Indonesia Jokowi menyatakan komitmen dan kesiapan pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan masyarakat global dalam menghadapi ekstremisme dan terorisme, serta untuk menumbuhkan toleransi, baik di dalam negeri dan di seluruh dunia.
Jokowi bicara soal keterkaitan antara ekstremisme dan derasnya aliran imigran, khususnya di Eropa, dalam Working Dinner Session Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Antalya, Turki. G20 merupakan forum internasional bagi 20 negara dengan perekonomian besar di dunia.
Working Dinner Session KTT G20 memang mengangkat tema ‘Terrorism and Refugee Crisis.’ Di sana, Jokowi menyampaikan bahwa ekstremisme dan terorisme marak terjadi di berbagai tempat.
"Ini merupakan tantangan yang perlu ditindaklanjuti dan disikapi bersama melalui tindakan konkret," ujar Jokowi seperti dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden dan Cnn indonesia.
Jokowi mengatakan, dampak negatif nyata dari konflik yang terus terjadi di berbagai kawasan di dunia adalah meningkatnya migrasi ireguler. Isu tersebut, menurut Jokowi, menjadi tantangan cukup serius bagi Turki dan negara-negara Eropa.
Untuk menyelesaikan masalah itu, ujar Jokowi, perlu menuntaskan akar permasalahannya lebih dulu, antara lain dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan, serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi.
Terkait upaya Indonesia mengatasi ekstremisme, Jokowi menyatakan selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan hard approach yang mengedepankan penegakan hukum dan keamanan, dengan soft approach yang menggunakan pendekatan kebudayaan dan agama.
Sebagai negara dengan penduduk muslim besar serta negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, tutur Jokowi, Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan seiring.
Harmonisasi ini, klaim Jokowi, terlihat di mana kemajemukan dan toleransi merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia.
Jokowi pun menegaskan, kerja sama internasional yang kuat untuk mengatasi ekstremisme dan terorisme merupakan satu keharusan.
"Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu dan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ekstremisme dan terorisme," kata Jokowi.
Salah satu aksi terorisme terbaru terjadi di Paris, Perancis. Kota itu diserang sekelompok bersenjata di beberapa lokasi yang menyebabkan 100 lebih orang tewas. ISIS mengklaim sebagai dalang teror tersebut. [cnn]