Pesawat Pengebom AS Terbang di Pulau Sengketa Laut China Selatan

Jumat, 13 November 2015 | 00:00:11 WIB

Metroterkini.com - Dua pesawat pengebom B-52 milik Amerika Serikat pada 8-9 November lalu terbang di atas Laut China Selatan, di atas pulau yang dibangun China di kepulauan Spartly yang dipersengketan.

Seorang Juru Bicara Pentagon Bill Urban, dilansir Cnnindonesia pada Kamis (12/11) mengatakan bahwa pusat kendali China sebenarnya sudah menghubungi pesawat tersebut. Namun, pesawat itu tetap menjalankan misinya.

Menurut Urban, pesawat itu memang terbang di daerah kepulauan Spratly, namun tak memasuki zona 12 mil laut dan hanya melintas dari dan menuju Guam.

"Pesawat B-52 itu sedang melakukan misi rutin di Laut China Selatan. Kami menerbangkan B-52 di jalur udara internasional di belahan dunia itu setiap saat," ucap juru bicara Pentagon, Peter Cook.

Sementara itu di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengatakan bahwa negaranya juga menghargai kebebasan berlayar di Laut China Selatan yang sesuai dengan hukum internasional. Namun, China menentang pihak manapun yang melanggar hukum internasional.

"Kami menentang negara manapun, atas nama kebebasan berlayar dan penerbangan, melanggar hukum interanasional, mengancam kepentingan keamanan dan kedaulatan China," katanya.

Sebelumnya, kapal perang AS juga melakukan patroli di Kepulauan Spratly, wilayah yang diyakini kaya minyak dan gas ini juga diklaim oleh Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.

AS  mengatakan akan melakukan patroli rutin di wilayah tersebut atas dasar asas kebebasan berlayar di perairan internasional.

Misi pesawat ini sendiri dijalankan hanya berselang sepekan sebelum Presiden AS, Barack Obama, berkunjung ke kawasan Asia Pasifik untuk menghadiri beberapa konferensi. Dalam konferensi itu, AS akan kembali menegaskan komitmen kebebasan berlayar dan terbang di Laut China Selatan.

Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengaku belum mengetahui apakah isu Laut China Selatan ada dalam agenda formal tiga KTT yang dihadiri Obama. Namun, Earnest yakin isu tersebut akan dibicarakan oleh para pemimpin negara yang hadir.

Lawatan Obama akan diawali di Manila untuk menghadiri APEC. Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan juga hadir dalam KTT ini.

Setelah itu, Obama akan terbang ke Kuala Lumpur untuk bertandang ke KTT ASEAN dan KTT Asia Timur.

"Kami cukup memperhatikan upaya menjaga kebebasan berlayar, kebebasan perdagangan di Laut China Selatan. Kami akan terus meminta semua pihak, besar dan kecil, untuk menyelesaikan masalah mereka secara diplomatis dan tidak menggunakan kebesaran dan kekuatan mereka untuk mengintimidasi tetangga," kata Earnest.

Namun, Hong mengatakan bahwa masalah Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi topik pembicaraan dalam KTT Asia Timur.

"East Asia Summit dan pertemuan lainnya memusatkan perhatian pada kerja sama regional dan pembangunan. Itu bukan tempat yang layak untuk mendiskusikan masalah Laut China Selatan," ucap Hong.

Obama akan ambil bagian dalam pertemuan yang disebut Gedung Putih sebagai, "Acara yang menunjukkan bantuan keamanan maritim AS untuk Filipina."

Pejabat AS tidak menjabarkan lebih lanjut mengenai acara tersebut.

Namun pada September, kepala Komando Angkatan Laut Daerah Pasifik AS, Harry Harris, mengunjungi Pusat Pengawasan Laut Nasional. Fasilitas tersebut dibangun di markas penjagaan pantai di Filipina dengan bantuan AS untuk pembangunan pengawasan Laut China Selatan yang lebih baik. [cnn]

Terkini