Metroterkini.com - Jatuhnya pesawat Rusia di Semenanjung Sinai, Mesir, yang menewaskankan lebih dari 200 penumpang telah memicu sejumlah skenario dari serangan ISIS, kesalahan mekanis hingga aksi teror.
dilansir Republika, Hingga Senin (2/11), Pemerintah Rusia menegaskan, belum ada satu pun skenario-skenario itu yang terkonfirmasi kebenarannya. Berikut empat skenario yang beredar di publik.
Serangan ISIS
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim, mereka telah melakukan serangan. "Pejuang ISIS mampu menjatuhkan pesawat RUsia yang membawa 220 penumpang salibis di atas Provinsi Sinai," tulis ISIS dalam kicauannya.
Namun, banyak ahli meragukan klaim tersebut. Apalagi, pesawat jatuh dari ketinggian 30 ribu kaki atau 9.000 meter, sedangkan ISIS tak memiliki senjata dengan kemampuan itu.
"ISIS tidak memiliki senjata yang menjangkau hingga 9.000 kaki," ujar Gerard Feldzer, mantan direktur Museum Udara dan Anggaran Prancis. Sementara, untuk menembak pesawat diperlukan senjata dengan kemampuan radar baik serta daya jelajah tinggi.
Serangan Teroris Lain
Menurut Seorang pengamat penerbangan, serangan oleh teroris lain tidak bisa dikesampingkan. Bisa saja bom itu ditaruh di dalam pesawat.
"Dalam konteks bom ditaruh di pesawat berapapun ukurannya, jika meledak di ketinggian 10 ribu meter, maka pesawat akan hancur karena tidak mampu menahan tekanan," ujarnya.
Selain itu, bisa saja seorang yang berada di pesawat memaksa pilot untuk turun. Kemdian ketika sudah dalam posisi rendah mesin pesawat meledak,
Seorang pengamat militer lain mengatakan, bandara Mesir tidak terlalu awas dalam mengontrol barang bawaan penumpang.
Kesalahan Mesin
Pejabat pengawas udara Mesir mengatakan, kapten mengeluhkan, peralatan komunikasi telah gagal sebelum jatuh di Semenanjung Sinai. "Ia telah mengetahui ada masalah," ujar seorang ahli.
Maskapai Kogalymanvia yang dioperasikan di bawah Metrojet mengatakan, pesawat tersebut baru saja menjalankan pengecekan secara menyeluruh tahun lalu. Sehingga kecil kemungkinan jatuh karena kesalahan itu.
Rusia memiliki reputasi buruk dalam keamanan udara mengingat usia pesawat yang sudah tua. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi membaik setelah perusahaan Aeroflot meningkatkan kemampuan maskapai.
Kesalahan Mesin
Pejabat pengawas udara Mesir mengatakan, kapten mengeluhkan, peralatan komunikasi telah gagal sebelum jatuh di Semenanjung Sinai. "Ia telah mengetahui ada masalah," ujar seorang ahli.
Maskapai Kogalymanvia yang dioperasikan di bawah Metrojet mengatakan, pesawat tersebut baru saja menjalankan pengecekan secara menyeluruh tahun lalu. Sehingga kecil kemungkinan jatuh karena kesalahan itu.
Rusia memiliki reputasi buruk dalam keamanan udara mengingat usia pesawat yang sudah tua. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi membaik setelah perusahaan Aeroflot meningkatkan kemampuan maskapai.