Metroterkini.com - TNI Angkatan Udara belum tertarik membeli pesawat tempur terbaru dari pabrikan Lockhead Martin, F-16 Viper. Angkatan Udara saat ini masih menanti Kementerian Pertahanan menyelesaikan perjanjian jual-beli pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi-35.
“Belum ada ketertarikan. Kami tetap pada Sukhoi-35. Selama ini juga belum ada tawaran ke kami karena itu domainnya Kemhan,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Dwi Badarmanto,Dilansir CNN Indonesia, Kamis (8/10).
Pernyataan Dwi tersebut merupakan respons Angkatan Udara atas simulasi F-16 Viper yang diadakan Lockhead Martin secara terbuka di Jakarta, kemarin.
Randy Howard, Director Business Development F-16 pabrikan asal Amerika Serikat itu berkata, simulasi F-16 Viper merupakan momen yang tepat bagi perusahaannya untuk menunjukan perkembangan teknologi terhebat dari F-16. Menurutnya, Indonesia berkesempatan menjadi negara pertama yang mengoperasikan produk mereka itu.
F-16 Viper merupakan pesawat tempur jenis F-16 generasi keempat. F-16 Viper memiliki sistem radar terbaru, Scalable Agile Beam Radar.
Pesawat tempur yang mampu terbang dengan kecepatan maksimal 2.414 kilometer per jam ini juga dapat mencium gelombang listrik dari luar pesawat. Sensor F-16 Viper yang terhubung dengan program komputer memungkinkan pilot untuk langsung menavigasi secara otomatis.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Orris Blake Jr. turut hadir pada simulasi F-16 Viper yang diselenggarakan dua pekan jelang pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ia bertutur, teknologi yang dimiliki F-16 Viper akan membantu TNI AU memantau seluruh wilayah perairan Indonesia.
“Saya yakin pesawat ini bisa membantu memodernisasikan kekuatan militer Indonesia," tutur Blake.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemhan telah memulai penjajakan dengan Rusia terkait pembelian Sukhoi-35. Satu skuadron pesawat tempur buatan Rusia itu dibeli untuk menggantikan 16 F-5E Tiger II yang digunakan Skuadron Udara 14. (Baca juga: Pesawat Terbesar di Dunia Siap Mengangkasa Tahun Depan)
Pesawat tempur buatan Northrop Co. itu tiba di Landasan Udara Iswahjudi, Madiun, April 1980. Modernisasi F-5E Tiger II dilakukan 1995 oleh perusahaan penerbangan asal Belgia, Sociétés Anonyme Belge de Constructions Aéronautiques.
Berdasarkan catatan TNI AU, lima penerbang melampaui 2.000 jam terbang menggunakan F-5E Tiger II. Sementara itu, satu penerbang lainnya belakangan menjadi panglima TNI dan menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, yakni Marsekal (Purnawirawan) Djoko Suyanto. [cnn]