Metroterkini.com - Kabut asap yang semakin pekat di Kota Pekanbaru akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Provinsi Riau dan juga asap kiriman dari Provinsi lain, jumlah warga Pekanbaru yang terkena penyakit asap sudah mencapai ribuan. Wako Pekanbaru menyediakan tempat khusus di lantai 3 Kantor Walikota Pekanbaru sebagai tempat evakuasi bayi dibawah 6 bulan bagi keluarga kurang mampu.
Tak hanya orang dewasa bahkan anak-anak dan juga bayi tak luput dari ganasnya amukan kabut asap. Oleh karena itu, Walikota Pekanbaru Firdaus ST MT menetapkan Kantor Walikota sebagai tempat evakuasi untuk bayi dengan umur 6 bulan kebawah.
Hal ini disampaikan Walikota Pekanbaru usai melakukan peninjauan Puskesmas Sidomulyo Tampan. Ia mengatakan penetapan tempat evakuasi ini diambil setelah dilakukan peninjauan disejumlah tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan juga dengan melihat data yang disampaikan Kadiskes mengenai semakin banyaknya korban yang berjatuhan akibat asap, juga laporan dari BLH dan BPBD Damkar yang menyatakan kualitas udara di Pekanbaru semakin menurun bahkan sudah menyentuh level berbahaya.
"Oleh karena itu kita tetapkan lantai tiga kantor Walikota yaitu ruang Aula, ruang VIP dan juga ruang makan sebagai tempat evakuasi untuk bayi berumur 6 bulan kebawah. Nantinya akan kita pastikan ruangan tersebut bebas dari asap dan dipastikan tak ada kebocoran," ujar Walikota, Selasa (29/9/15).
Walikota menjelaskan saat ini Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Satpol PP dan juga bagian Umum Sekda Kota Pekanbaru melakukan pembenahan di seluruh ruangan tersebut. "Nantinya akan ada arena bermain untuk bayi disana, selain itu saat ini juga ditambahkan Standing AC di ruangan agar ruangan yang digunakan untuk evakuasi bayi ini benar-benar steril dari asap," jelas Walikota.
Lanjut Wako, tempat evakuasi ini dikhusukan bagi keluarga yang tidak mampu. Karena kuat dugaan saat ini seluruh bayi dari keluarga tidak mampu sudah terkena penyakit akibat asap, mengingat bagi keluarga tidak mampu tak ada menyediakan AC ataupun kipas angin. "Oleh karena itu kita khususkan ruangan evakuasi ini untuk masyarakat yang kurang mampu," terangnya.
Selain itu, Wako juga menjelaskan ruangan ini sudah bisa ditempati sore nanti. "Jadi bagi warga yang kurang mampu bisa langsung melapor ke Camat ataupun Puskesmas untuk diberikan rekomendasi. Selanjutnya bisa langsung datng ke kantor Walikota dan melakukan pendataan di Klinik Pemko dan untuk selanjutnya bisa menempati ruang evakuasi. Warga tak usah cemas, kita sudah minta camat siaga satu untuk melayani masyarakat yang datang agar bisa langsung terkoordinir. Kita tidak mau ini dilama-lamakan, kasihan masyarakat apalagi bayi-bayi yang tak berdosa ini," jelas Wako.
Wako menjelaskan lagi nantinya Pemko juga akan menstanby kan dokter anak dan juga dokter umum di tempat evakuasi ini. "Kita juga menyediakan makanan untuk bayi, namun untuk ibu pendamping kita tidak menyediakan makanan. Jadi bisa dibawa dari luar makanan untuk ibu pendamping," ungkap Wako.
Disinggung sampai kapan tempat evakuasi ini disiapkan, Wako dengan tegas mengatakan ruang evakuasi ini akan ada sampai kabut asap benar-benar hilang. "Kita akan fokus mengenai hal ini, pokoknya kabut asap hilang ruangan evakuasi ini baru ditiadakan," tegas Wako.
Terakhir Wako menyampaikan jika ruangan yang disediakan bisa menampung 300-400 bayi. "Kita lihat dulu bagaimana respon dari masyarakat, kalau memang ruangan masih banyak yang kosong mungkin bisa juga untuk evakuasi bayi diatas 6 bulan. Tapi itu nanti dulu, kita lihat bagaimana nanti. Pokoknya sore ini ruangan tersebut sudah bisa ditempati," pungkas Wako. [**rls]