Kisah Veteran, Sukarman Pernah Dilatih Perang oleh Jepang

Senin, 24 Agustus 2015 | 00:00:04 WIB

Metroterkini.com - Oraganisasi Penerus Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKRI) Satuan Khusus Bela Negara Kabupaten Kampar bersama masyarakat meriahkan HUT RI yang ke 70, Minggu (23/8)

Kegiatan dilaksanakan di halaman Markas PPKRI Satsus Bela Negara Kampar, Jalan Lintas Ujung Batu Rokan Km 60 Tapung Hulu.

Kegiatan yang menghadirkan salah seorang veteran/pejuang kemerdekaan Republik Indonesia Sukarman dalam sambutannya, mengutarakan kisah para pejuang menegakkan kemerdekaan RI.  

Kakek 98 tahun ini tampaknya kesulitan menceritakan pengalaman hidupnya ketika berjuang bersama pejuang lain dalam merebut kemerdekaan. Keterbatasan daya ingat, membuatnya tak lagi dapat mengingat masa mudanya secara apik pada saat perjuangan mengusir penjajah.   

Meskipun begitu, Sukarman, masih ingat dengan jelas beberapa goresan sejarah perjuangan yang pernah dilaluinya. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini pernah dilatih oleh Jepang menjadi tentara perang. "Kurang lebih setahun waktu itu," katanya, Minggu (23/8).

Sukarman bersama pemuda lainnya mendapat pendidikan militer, meski bukan sebagai prajurit berseragam resmi.  Sedianya, kala itu, ia dan rekannya dilatih untuk memperkuat tentara Jepang melawan sekutu.

"Waktu itu tahun 45, Hiroshima dan Nagasaki di bom. Akhirnya Nippon berangkat dari Indonesia," ujar Sukarman. Zaman penjajahan belum berakhir setelah Jepang meninggalkan Indonesia. Setahun kemudian atau pada tahun 1946, Belanda masuk menjajah ke Indonesia

Kisah bapak 11 anak ini pernah dikejar-kejar oleh tentara Belanda. "Yang namanya dijajah, ya dikejar-kejarlah," ujarnya.

Soekarno yang dianggap sebagai tokoh perjuangan kala itu, meminta agar tidak menyerah. Sehingga ia dan pemuda lainnya harus berpencar mencari tempat persembunyian. 

Demikian Sukarman mengisahkan cerita singkat perjuangan yang masih diingatnya. "Tapi ingatlah, meraih kemerdekaan itu sangat sulit. Sudah banyak sekali yang kita korbankan," tuturnya dengan suara serak seraya tersenyum.

Sukarman pun merantau ke Aceh tahun 2000, ia hijrah ke Riau dan menetap di SP II, Desa Rimba Beringin Kecamatan Tapung Hulu,

Selama ini, ia mengaku tidak pernah mendapat undangan dalam berbagai acara peringatan kemerdekaan dari Pemerintah atau pihak manapun Sukarman mengaku bangga saat diajak Penerus Perintis Kemerdekaan Republik (PPKRI) Satuan Khusus Bela Negara Kabupaten Kampar, Riau dalam kegiatan perayaan  HUT Kemerdekaan RI ke-70.  

"Pahit, getir dirasakan oleh para pejuang menegakkan kemerdekaan Indonesia, hai para pemuda generasi bangsa berjuanglah , kejarlah cita citamu , seperti kami para pejuang berjuang mengusir penjajah memerdekakan indonesia " demikian petikan dalam sambutan Sukarman.

Kegiatan dimeriahkan dengan Lomba Panjat Pinang. Perlombaan dibagi dalam tiga kelompok usia. Mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Tiap grup mengatasnamakan utusan desa yang diundang dalam perlombaan tersebut. 

Perlombaan juga diramaikan ribuan masyarakat yang antusias menyaksikannya. Dan tiap group Pemenang lomba mendapatkan Tropi Satsus Bela Negara Kampar Cup I.Ketua Satsus Bela Negara Kampar Marolop Siregar mengungkapkan, perlombaan itu digelar sebagai bentuk kegembiraan yang turut dirasakan oleh Organisasi Kemasyarakatan tersebut.

Menurut Marolop, hal terpenting yang harus direnungkan dalam setiap peringatan Hari Kemerdekaan adalah betapa beratnya perjuangan para pejuang.

"Makanya kita mengundang seorang Bapak (Sukarman) yang ikut berjasa merebut kemerdekaan dari penjajah," ujarnya didampingi Sekretaris umum satsus BELA Negara Kab. Kampar Manganar M Nainggolan.

Marolop melalui sekretarisnya Manganar, mengingatkan Pemerintah Kabupaten Kampar agar veteran/pejuang seperti Sukarman diperhatikan. Ia berharap jasa Pahlawan tidak dilupakan.

"Supaya kita generasi penerus ini, tidak berdosa terhadap bangsa sendiri," katanya. 

Ia juga menuturkan, banyak hal yang dilakukan dalam mengisi kemerdekaan. Berkat jasa pahlawan, katanya , generasi penerus tidak lagi harus berperang melawan penjajah. Namun harus diisi dengan kegiatan positif. Misalnya, menjauhi penyalahgunaan Narkoba, berolah raga, rajin belajar dan lain sebagainya. Ingatlah Merebut kemerdekaan itu sangat sulit , NKRI HARGA MATI , tegasnya. [ali]

Terkini