“Pemerintah ini tidak tahu atau bagaimana sih,” keluh Asmiati Rasyid, Direktur Center of Indonesian Telecommunications Regulation Studies (CITRUS), di Jakarta, (3/11).
Dengan dua blok, Asmiati menyebutkan, Telkomsel merasakan bahwa mereka sangat butuh dukungan jaringan dibandingkan dengan Axis yang menurutnya belum optimal dalam memanfaatkan spektrum 3G.
“Sebagai perbandingan, Telkomsel mendapatkan spektrum sebesar 80MHz untuk melayani kebutuhan 103 juta pelanggan, sedangkan Axis hanya melayani 15 juta pelanggan di spektrum sebesar 40MHz,” ucapnya.
Mengenai permintaan penambahan blok dengan alasan memperbaiki jaringan, Asmiati berani menjamin bahwa kebutuhan Axis sampai tahun 2015 masih cukup terpenuhi. “Sampai 2015, dari hitungan engineering jaringan, saya bisa katakan bahwa penambahan belum dibutuhkan,” ucapnya.
Sebagai gambaran, sampai saat ini blok spektrum yang masih kosong yaitu blok 2, 6, 11, dan 12. Axis saat ini meminta penambahan blok dengan mengincar blok 4 yang tengah ditempati oleh Telkomsel dan Telkomsel diminta untuk pindah blok.
“Jika pindah ke blok 6, berarti Telkomsel kekurangan spectrum yang ujungnya akan menurunkan kualitas layanan pengguna,” kata Asmiati. “Penurunan kualitas ini akan berdampak pada kepentingan ekonomi bangsa mengingat Telkomsel merupakan satu-satunya telekomunikasi aset nasional,” ucapnya.
Untuk itu, Asmiati menyebutkan, penataan spektrum harus memenuhi prinsip keadilan dalam persaingan usaha yakni memprioritaskan penambahan blok frekuensi pada operator yang sangat membutuhkan.
“Dalam hal ini, Telkomsel lebih membutuhkan penambahan blok daripada operator lain, mengingat dengan jumlah pelanggan mereka yang lebih dari 100 juta,” ucap Asmiati. “Perlakuan yang sama bukan berarti memberikan blok secara merata ke semua operator,” tegasnya.
Asmiati mengaku, pihaknya akan terus keras menyampaikan hal ini, sampai pemerintah mau mendengarkan aspirasi penataan spectrum yang baik. “Saya akan menemui presiden dan DPR untuk menjelaskan soal ini,” kata Asmiati. “Ingat, ini kepentingan nasional yang menjadi taruhan,” ujarnya.**/mtc