Salah satunya adalah kontingen dari Bangka Belitung (Babel). Mereka terpaksa harus menyewa angkot menuju lokasi pertandingan gara-gara bus yang seharusnya menjemput di tempat penginapan tidak kunjung datang
"Tapi kita tunggu sampai 2 jam, bus tidak datang juga. Dari pada terlambat bertanding, kita terpaksa sewa angkot menuju lokasi pertandingan," kata Official atletik Babel, Isnadi, kepada detikcom, Sabtu (1/10) di Pekanbaru.
Menurutnya, dari lokasi hotel di Jl Tanjung Datuk menuju lokasi pertandingan di Sport Senter Rumbai, tim Babel terpaksa membayar sewa angkot sendiri. Meski tidak mahal, namun tetap saja insiden ini sangat mengecewakan.
"Sewa angkot memang tidak mahal. Namun kita kecewa panitia tidak memberitahu bila mereka tidak menyediakan transportasi pada hari ini. Kalau diberitahukan sedari awal, tentunya kita sudah siap-siap sendiri," kata Isnadi.
Dengan menunggu jemputan di hotel, kata Isnadi, mengakibatkan keterlambatan kontingen tiba di tempat bertanding. Itu artinya, para atlet tidak sempat lagi untuk melakukan pemanasan.
"Gara-gara kita terlambat datang, begitu sampai tempat, kita langsung bertanding tanpa ada pemanasan.I ni benar-benar kacau," keluh Isnadi.
Nasib serupa juga menimpa kontingen Bengkulu. Akibat tidak tersedia transportasi dari panitia, membuat anggaran selama mengikuti POPNAS membengkak.
"Kalau kita terima surat dari Pemprov Riau, bahwa transportasi ditanggung pihak penyelenggara. Tapi kenyataanya, sudah dua hari kita bayar angkot sendiri. Inikan menjadi anggaran kami membengkak, dari perkiraan awal," gugat seorang official Bengkulu.
Humas Panitia POPNAS, Rifai Yasin kepada detikcom, mengakui banyaknya protes kekecewaan masalah transportasi dari perserta POPNAS."Kita akan koordinasikan kepada penanggungjawab masing-masing. Intinya kita tetap menyediakan transportasi untuk seluruh perserta POPNAS," kata Yasin.
POPNAS XI mulai berlangsung sejak 29 September sampai 6 Oktober di Pekanbaru. Pesta olaharaga pelajar ini diikuti 33 provinsi dengan jumlah atlet 4000 peserta.**
