Metroterkini.com - Tradisi 7 likur [3 hari menjelang lebaran] masyarakat Kabupaten Bengkalis selalu disemarakkan dengan lomba lampu colok antar desa. Selain menampilkan diorama Masjid Agung Istiqomah Bengkalis dan Asmah Allah, ada juga diorama Masjidil Haram, Mekkah dan diorama lainnya.
Hebatnya, diorama miniatur Masjid tersebut disusun/dibuat dari cahaya ribuan lampu colok yang terbuat dari kaleng atau botol kecil minuman, diberi sumbu dan minyak solar.
Hal yang sama juga dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang [PUPR] Kabupaten Bengkalis. Kendati tidak untuk ikut lomba, Dinas PUPR juga membuat lampu colok. Instansi yang dipimpin Ardiansyah, ST, MT, itu hampir tiap tahun membuat lampu colok. Untuk malam tujuh likur tahun ini, temannya Jembatan Bengkalis. Miniatur Jembatan Bengkalis itu terbuat dari 3.000 buah lampu colok.
Lampu colok diorama miniatur "Jembatan" itu dibangun di halaman Kantor Dinas PUPR, Jalan Pertanian, dan diresmikan pada Sabtu 6 April 2024 malam oleh Kadis PUPR Kabupaten Bengkalis yang diwakili Sekretaris PUPR Erdila Fitriadi.
Erdila Fitriadi kepada awak media menyampaikan, Dinas PUPR Bengkalis memiliki atensi khusus terhadap budaya, melestarikan budaya lokal seperti lampu colok.
"Kami dari Dinas PUPR Bengkalis berusaha semaksimal mungkin setiap tahunnya untuk ikut memeriahkan malam 7 likur ini, ini merupakan bentuk partisipasi Dinas PUPR dalam melestarikan budaya lokal di Negeri Junjungan ini julukan Kabupaten Bengkalis," ungkap Erdila.
Dipilihnya miniatur jembatan berkaitan dengan rencana besar Pemerintah Daerah [Pemda] Kabupaten Bengkalis dalam merealisasikan proyek yang sudah puluhan tahun diidam-idamkan masyarakat Riau, khususnya masyarakat Kabupaten Bengkalis.
Dengan adanya Jembatan yang menghubungkan Pulau Bengkalis dengan Pulau Sumatera, pembangunan di Pulau Bengkalis akan pesat, ekonomi masyarakat meningkat karena arus transportasi lancar. Tidak seperti saat ini, masyarakat dari dan mau ke Bengkalis harus naik kapal motor penyeberangan roll on roll off [Roro], dan adakalanya terpaksa antre berjam-jam.
Menurut Erdila, proyek jembatan Bengkalis saat ini baru tahap penyelesaian FS. Sementara DED-nya sudah dianggarkan Rp 18 miliar oleh provinsi.
Dalam proyek sharing budget, Pemda Bengkalis, Provinsi Riau dan Pemerintah Pusat, itu Pemda Bengkalis kebagian pada pembebasan lahan dan analisis dampak lingkungan. Jika terealisasi, jembatan dengan bentangan tengah sepanjang 6,7 kilometer ini akan membentang di atas Selat Bengkalis dari Desa Buruk Bakul di Pulau Sumatera ke Desa Pangkalan Batang di Pulau Bengkalis. Dan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia.
"Di kita [PUPR Bengkalis] FS-ny sudah selesai. Di provinsi DED nya sudah dianggarkan untuk tahun ini sebesar Rp 18 miliar. Dan kita mendapat bagian pembebasan lahan dan Amdal dengan lokasi bentangan Desa Bukit Batu - Desa Pangkalan Batang. Dan ini sudah disurvey, titik koordinatnya sudah ada dengan bentangan tengah 6.7 kilometer," kata Erdila usai peresmian lampu colok PUPR.
Jadi, untuk itu tahun ini kita membuat gambar miniatur colok dengan gambar jembatan, karena jembatan adalah cita cita masyarakat bengkalis guna menghubungkan Pulau Bengkalis - Pulau Sumatera, ungkap lelaki berbadan tambun yang akrab disapa Dila itu.
"Alhamdulillah pada malam ini tepat malam 27 atau malam 7 likur miniatur colok gambar jembatan dapat terpasang dengan menggunakan 3.000 buah colok dan terlihat cukup baik, dan untuk pendanaan bersumber secara swadaya melalui kawan kawan di internal dinas, disini juga kita melibatkan pekerja dari luar yang mengerti dan bisa mengerjakan perakitan dan pemasangan lampu colok yakni dari pemuda atau masyarakat kita juga," pungkas Dila.
Pada kesempatan itu, berhubungan hari lebaran tinggal 3 hari lagi, Dila atas nama pribadi dan instansi Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis mengucapkan "minal aidin wal fa idzin, Mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat. [Rudi]