Rumah Singgah Soekarno Dirubuhkan, Ini Kata Pemkot Padang

Senin, 20 Februari 2023 | 08:00:56 WIB

Metroterkini.com - Setelah heboh soal rumah singgah Bung Karno yang dirubuhkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), berencana membangun kembali, sekaligus merevitalisasi bangunan cagar budaya tersebut.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang mengaku sangat menyesalkan bangunan tersebut dirubuhkan, sehingga kini telah rata dengan tanah.

"Pemerintah daerah tentu berusaha untuk menjaga cagar budaya itu tetap ada dan melakukan revitalisasi," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/2/2023).

Menurut Yopi, saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemilik tanah dan bangunan.

"Setelah kita lakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, kita juga sudah turun dan bertemu dengan pemiliknya agar bersedia kembali untuk membangun," katanya.

Bangunan cagar budaya itu kata dia, akan dibangun kembali di tempat yang sama dan bahkan dibuatkan cerita sejarahnya.

"Selain itu kita bakal mengedukasi masyarakat bahwa cagar budaya harus dijaga. Ke depan kita akan carikan solusinya terkait pembangunan rumah cagar budaya ini," katanya lagi.

Sisi lain Yopi menuturkan, Pemko Padang juga bakal melakukan pendataan terhadap cagar budaya yang ada di daerahnya.

Rumah yang memicu protes itu berada di Jalan Ahmad Yani No.12, Kelurahan Padang Pasir, Kota Padang Sumatera Barat. Lokasinya persis di depan rumah dinas Wali Kota Padang. Rumah yang pernah menjadi posko pemenangan calon gubernur dan calon wali kota ini diketahui adalah rumah yang pernah menjadi tempat tinggal sementara (rumah singgah) Bung Karno.

Mengutip situs resmi Pemerintah Kota Padang, rumah yang berada persis di depan rumah dinas Wali Kota Padang itu merupakan Rumah Ema Idham. Didirikan pada 1930 dan ditetapkan sebagai cagar budaya dengan Nomor Inventaris 33/BCBTB/A/01/2007.

Rumah Ema Idham pernah digunakan sebagai rumah tinggal sementara oleh Bung Karno selama tiga bulan di periode tahun 1942. Pada waktu itu Bung Karno yang sedang dalam perjalanan dari Bengkulu, akan dibuang ke luar Indonesia oleh sekutu Belanda.Selama tinggal di sana, Presiden Soekarno menggunakan waktunya untuk menghimpun kekuatan melawan penjajah.Dahulu, rumah tersebut merupakan rumah tinggal keluarga Dr Waworuntu.

Pada waktu dijadikan rumah singgah Bung Karno, pemerintah Belanda takut presiden pertama RI itu dimanfaatkan oleh Jepang yang akan mendarat di Indonesia. Maka dari itulah, Soekarno akan dibuang dari Bengkulu ke luar negeri.Namun, saat akan berangkat, kapal yang akan memberangkatkan Bung Karno rusak. Pada akhirnya pemerintah Belanda meminta Presiden Soekarno menuju ke Padang dengan mengendarai gerobak sapi.

Kini rumah tersebut sudah rata dengan tanah. PantauandetikSumut, Senin (19/2/2023), di bekas lokasi rumah kini dipagari dengan seng warna merah. Sudah tidak terlihat adanya aktivitas pekerjaan, karena bangunan sudah rata dengan tanah. [**]

Terkini