Mengenal Tiga Rumah Tradisional di Pulau Nias, Perbedaan dan Filosofinya

Sabtu, 15 Oktober 2022 | 23:46:47 WIB

Metroterkini.com - Pulau Nias merupakan salah satu pulau yang masuk dalam wilayah administratif Provinsi Sumatera Utara. Pulau ini kaya akan potensi wisata alam dan budaya.

Di pulau ini, terdapat rumah-rumah tradisional masyarakat Nias yang dari segi arsitektur rumah tradisional tersebut dibagi ke dalam tiga jenis. Banyak peneliti yang sepakat bahwa rumah tradisional Nias merupakan termasuk contoh terbaik arsitektur vernakular di Benua Asia.

"Bahkan ada tiga jenis rumah-rumah yang berbeda di Nias, dengan beberapa variasi dalam setiap gaya," tertulis di website Museum Pusaka Nias yang dikutip detikSumut, Minggu (2/10/2022).

Ketiga jenis tersebut adalah, rumah-rumah di Nias Selatan, Nias Tengah, dan Nias Utara. Untuk diketahui, istilah Nias Selatan tersebut bukan mengacu kepada wilayah administrasi sekarang, namun hanya Kepulauan Batu dan 4 wilayah adat di ujung Kabupaten Nias Selatan saat ini.

Rumah Nias Tengah mencakup bagian pedalaman dan timur Kabupaten Nias Selatan, khususnya di Lahusa dan Gomo. Sedangkan penyebutan rumah Nias Utara mencakup Kabupaten Nias Utara, Nias Barat, bagian Utara dari Kabupaten Nias, dan Kota Gunungsitoli.

Rumah-rumah tradisional di Pulau Nias dibangun tanpa paku dan jauh lebih kuat menahan gempa daripada rumah modern. Rumah tradisional tersebut ditinggikan dari tanah, hal ini mengingat orang Nias dulu hidup dalam peperangan abadi.

Berikut Sedikit Penjelasan Tentang Arsitektur Rumah Tradisional di Pulau Nias:

1. Rumah Tradisional Nias Selatan (Omo Sebua)

Model rumah di ujung selatan Pulau Nias dan Kepulauan Batu ini merupakan hasil pengembangan dari model di Gomo. Yang merupakan asal dari para leluhur masyarakat Nias Selatan yang telah bermigrasi dari Gomo sekitar 500 tahun yang lalu.

Rumah-rumah tradisional di Selatan ini biasanya berbentuk persegi panjang dengan perluasan tambahan ke arah belakang. Antara rumah satu dengan rumah lainnya saling menempel, sedangkan bagian depan dan belakang terbuka.

Setiap rumah biasanya memiliki jumlah genap bisa 4 atau 6, sedangkan rumah bangsawan identik dengan tambahan tiang 1-2 di ruang umum bagian depan. Di bagian depan rumah dibuat melengkung yang disebut Ewe atau Sikhöli, dengan ukiran ayam jantan, biawak dan lain-lain berwarna emas.

Rumah ini masih terdapat di di Nias Selatan saat ini. Misalnya rumah Omo Zebua yang tidak jauh dari Teluk Dalam di Nias Selatan.

2. Rumah Tradisional Nias Tengah

Yang dimaksud dengan Nias Tengah ini adalah rumah-rumah tradisional di wilayah Lahusa dan Gomo. Rumah di sini juga dibangun memanjang, namun antar dinding masih ada jarak, tidak seperti Nias Selatan.

Jumlah tiang di rumah-rumah tradisional ini adalah ganjil, bisa 5 atau 7 tiang. Rumah di Gomo sering terdapat satu balok panjang yang melintang di atas rumah tepat di bagian tengah,

Balok tersebut biasanya diolah dari satu pohon, yang digali beserta akarnya dari tanah. Balik tersebut disebut hulu dan ujung balok yang diolah dari akar pohon itu disebut balö hulu.

Dalam pembangunan rumah-rumah ini, masyarakat zaman dulu mempertimbangkan cuaca dan iklim di sekitar. Di lokasi yang lebih panas biasanya terdapat bukaan jendela di tiga sisinya. Yang tidak terdapat di rumah Nias baik Selatan maupun Utara.

3. Rumah Tradisional Nias Utara (Omo Hada)

Rumah tradisional Nias Utara berbentuk lonjong yang tidak biasa ditemukan dalam dunia arsitektur vernakular. Berbeda dengan dua rumah sebelumnya, rumah Nias Utara berdiri tunggal, dengan sisi panjangnya menghadap jalan.

Di salah satu ujung biasanya ada pintu masuk yang menggunakan tangga dan terdapat serambi kecil. Di rumah-rumah besar biasanya terdapat dua pintu, yang terletak di masing-masing ujung rumah.

Rumah bangsawan biasanya lebih besar dan lebih banyak hiasan, namun jika dibandingkan dengan rumah Omo Sebua di Selatan, rumah ini masih kalah spektakuler. [**]

 

Terkini