Metroterkini.com - Mesin penjelajah internet Google turut memeriahkan Peringatan Hari Kemerdekaan RI. Hari ini, mesin pencarian Google menampilkan tradisi pacu jalur dari Kuantan Singigi pada tampilan Google Doodle.
Seperti dikutip dari laman Google Doodle per tanggal 17 Agustus 2022 ini, mereka menggunakan doodle berupa pacu jalur diikuti lima orang berpakaian tradisional. Doodle tersebut ternyata karya ilustrator Bandung, Wastana Haikal.
Goresan keceriaan pada lukiskan dengan sapuan warna yang cerah dan senyuman terpaut di wajah orang sedang berpacu di atas jalur. Google kemudian memberikan keterangan gambar tersebut berjudul Balap Perahu (Pacu Perahu) yang di masyarakat Kuantan Singingi, Riau dikenal Pacu Jalur.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat menyebut Pacu Jalur merupakan lomba dayung di Batang Kuantan. Festival tahunan itu biasa dilaksanakan bertepatan perayaan HUT RI.
"Kegiatan Pacu Jalur rutin digelar setiap Agustus di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Untuk tahun ini akan dilaksanakan pada 21-25 Agustus di tepian Narosa Taluk Kuantan," kata Roni, Rabu (17/8/2022).
Dalam bahasa penduduk setempat Jalur berarti perahu besar yang terbuat dari sebatang kayu bulat utuh. Perahu kayu bulat itu membawa antara 45-60 orang pendayung yanh akan berpacu menyusuri Sungai Batang Kuantan.
"Panjang perahu bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah kira-kira 1,3 hingga 1,5 meter," kata Roni.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal Zein. Menurut pria yang akrab disapa Atuk Yos tersebut, Pacu Jalur telah resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Riau sejak 2015 lalu.
"Pacu Jalur merupakan satu di antara warisan budaya tak benda asal Provinsi Riau. Pembukaan acara ini setiap tahunnya berlangsung cukup meriah. Masyarakat datang tumpah ruah memenuhi tribun dan Tepian Narosa, Taluk Kuantan," kata Raja Yose.
Pacu jalur konon sudah ada sejak tahun 1903. Artinya sudah 119 tahun tradisi ini dilestarikan masyarakat Kuantan Singingi lewat Festiva Pacu Jalur.
Atuk Yos mengatakan awalnya kegiatan ini berupa pesta rakyat pada abad 17 dalam rangka memperingati hari ulang tahun Ratu Helmina dari Belanda. Kemudian, kegiatan ini beralih untuk memperingati hari besar Islam.
Namun seiring perkembangan jaman Pacu Jalur diadakan untuk memperingati HUT RI yang ditunggu-tunggu masyarakat. Selain itu, Pacu Jalur juga masuk kalender wisata nasional.
"Sebagai negara bahari, festival Pacu Jalur merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang mengajarkan pentingnya kerja sama tim. Sebuah pesan yang selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," kata Yos. [**]