TikTok-Instagram Jadi Sumber Berita Meski Kurang Akurat

Jumat, 22 Juli 2022 | 23:11:31 WIB

Metroterkini.com - Warga Britania Raya disebut kian memilih media sosial, termasuk TikTok, ketimbang media konvensional sebagai sumber informasi di jagat maya.

Hal itu berdasarkan jajak pendapat bertajuk Ofcom (lembaga komunikasi Inggris) News Consumption Survey 2022. Total responden mencapai 2.792 orang dewasa, dengan responden berusia 16-24 tahun sebanyak 442 orang, dan di atas 65 tahun sebanyak 569 orang.

"Media sosial menyalip saluran berita tradisional di kalangan remaja. Instagram, TikTok, dan YouTube sekarang menjadi tiga sumber berita yang paling sering digunakan," demikian dikutip dari dokumen survei Ofcom itu.

"Sementara itu banyak sumber (media) mengalami penurunan sejak 2021, dengan jangkauan dari BBC One/Two turun menjadi 24 persen pada 2022, dari sebelumnya 35 persen pada 2021)," lanjut keterangan lembaga pemerintah Inggris itu.

Secara keseluruhan, media masih merajai sebagai pilihan sumber berita; BBC One (53 persen), ITV/ITV WALES/UTV/STV (35 persen). Di tempat ketiga, Facebook menyidik dengan 32 persen, mengalahkan BBC News Channel (24 persen), Sky News Channel (23 persen), serta BBC website/app (23 persen).

Ada pula Twitter di peringkat selanjutnya (17 persen), Channel 4 (17 persen), Instagram (16 persen), dan Daily Mail/Mail on Sunday (15 persen).

Untuk kelompok umur 16-24, Ofcam menemukan bahwa Instagram jadi opsi pencarian berita dengan 46 persen, lalu Facebook (40 persen). Di tempat ketiga, BBC One dipilih oleh 36 persen responden muda, lalu Twitter (35 persen), BBC website/app (29 persen).

TikTok menempati peringkat keenam (27 persen), disusul WhatsApp (23 persen), ITV/ITV WALES/UTV/STV (20 persen), Snapchat (19 persen), dan BBC News Channel (17 persen).

Meski hanya peringkat keenam, Ofcom mencatat pencarian berita di TikTok meningkat dari 1 persen pada 2020 menjadi 7 persen di 2022, yang membuatnya jadi sumber berita yang paling mengalami peningkatan. Setengah dari basis penggunanya (untuk berita) sendiri berusia 16-24.

Sementara, kelompok usia di atas 65 tahun masih setia pada media sebagai sumber berita. Rinciannya, BBC One (72 persen), ITV/ITV WALES/UTV/STV (47 persen), BBC News Channel (29 persen).

Selanjutnya, Daily Mail/Mail on Sunday (20 persen), Sky News Channel (19 persen), BBC website/app (19 persen), Channel 4 (19 persen), BBC Radio 4 (19 persen), BBC Two (16 persen), dan koran lokal (14 persen).

"Remaja saat ini semakin tidak mungkin untuk membaca koran atau mendengarkan berita di TV, dan lebih memilih untuk tetap up-to-date dengan menelusuri feed medsos mereka," kata Yih-Choung Teh, direktur grup Ofcom, dalam siaran persnya.

"Meski anak-anak muda menganggap berita di media sosial kurang dapat diandalkan, mereka menilai layanan ini lebih tinggi karena menyajikan berbagai opini tentang topik berita hari itu," sambungnya.

Dikutip dari The Verge, tren ini mengkhawatirkan bagi beberapa orang, mengingat reputasi TikTok sebagai sumber disinformasi dan diragukan kebenarannya.

Analisis terbaru terkait dengan perang Ukraina-Rusia, misalnya, menemukan bahwa TikTok adalah vektor utama untuk menyebarkan 'narasi palsu' tentang konflik tersebut.

Ofcom pun mencatat platform media sosial terus mendapat skor lebih buruk sebagai sumber berita karena bermasalah dalam kategori 'kepercayaan', dengan skor 35 persen, jauh dibanding TV (71 persen), koran (67 persen), radio (66 persen), situs/app lain (58 persen).

Terlepas dari itu, survei di Inggris ini memperkuat bukti kehadiran TikTok di dunia digital dan pemberitaan. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, Google baru-baru ini memperkirakan 40 persen Gen Z (individu yang lahir 1997 hingga 2012) menggunakan TikTok atau Instagram untuk penelusuran sehari-hari dalam menemukan tempat makan.

Padahal medium yang dianggap paling favorit sebelumnya ada di Google Maps dan Google Search. [**]

Terkini