Masyarakat Dunia Waspadai Ancaman Hepatitis Akut

Kamis, 19 Mei 2022 | 21:00:12 WIB

Metroterkini.com - Masyarakat dunia dikejutkan dengan kemunculan penyakit hepatitis akut yang pertama ditemukan di Inggris Raya sebulan lalu. Penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya tersebut kini telah meluas di 20 negara termasuk Indonesia. Seberapa besar ancaman hepatitis misterius bagi dunia? Akankah keganasannya seperti pandemi Covid-19? 

Ancaman Covid-19 boleh dikatakan sudah mulai berkurang. Hal ini bisa ditandai dengan semakin melandainya jumlah kasus Covid-19 yang tidak saja terjadi di Indonesia tapi juga secara global di seluruh dunia. Cukup melegakan. Apalagi, Indonesia saat ini sedang terjadi transisi dari pandemi menuju ke endemi Covid-19. Namun, dalam sebulan terakhir ini masyarakat dunia kembali dikejutkan dengan munculnya penyakit baru yang tidak kalah ganasnya, yaitu hepatitis akut.

Penyakit ini memang secara spesifik belum memiliki nama khusus karena sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Gejalanya seperti penyakit hepatitis namun penyebabnya bukan disebabkan oleh virus hepatitis. Bahkan, ada yang menyebut penyakit ini sebagai hepatitis misterius. Keberadaan penyakit ini tak bisa dianggap sebelah mata.

Karena sejak kemunculan pertamanya di Inggris Raya pada 5 April 2022, penyebarannya terus meluas ke seluruh dunia dan cukup mematikan. Menurut data Kementerian Kesehatan per 13 Mei 2022 lalu, sudah ada 20 negara dengan jumlah kasus 228 orang terdeteksi mengidap penyakit tersebut.

Bagaimana di Indonesia? Kondisinya sudah cukup mengkhawatirkan. Kemenkes mencatat sampai pertengahan Mei ini, sudah ada 18 orang yang terdeteksi terjangkit hepatitis akut. Dimana, 9 kasus masuk pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable.

Kasus ini menyebar di sejumlah daerah mulai Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. DKI Jakarta tercatat sebagai paling banyak dengan 12 kasus. Yang menjadi perhatian serius adalah 7 dari 18 orang yang terdeteksi hepatitis akut ini meninggal dunia.

Selain itu, dari kasus yang ditemukan penyakit ini menyerang pasien dengan rentang usia antara 0 hingga 20 tahun. Gejala yang muncul diantaranya sakit perut, mual, muntah, diare. Gejala bisa berlanjut sampai air seni berwarna pekat, BAB putih pucat, kulit dan mata kuning hingga penurunan kesadaran. Pasien yang meninggal rata-rata dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan yang sangat parah sehingga tidak tertolong lagi.

Dunia saat ini sedang berusaha keras meneliti apa penyebab hepatitis akut ini dan bagaimana penularannya. Karena sampai saat ini belum ada yang secara pasti menemukan virus atau bakteri apa yang menyebabkan seseorang bisa terkena hepatitis akut tersebut. Banyak berita beredar mengenai hal tersebut, ada yang menyebut penyakit tersebut menyerang melalui udara hingga makanan.

Ada yang mengabarkan ada keterkaitan vaksin Covid-19 dengan penyakit ini. Namun, berbagai spekulasi tersebut masih perlu penelitian lebih lanjut. Seluruh dunia saat ini sedang bahu membahu dan bertukar informasi untuk menemukan penyebab dan pola penyebaran hepatitis yang masih misterius ini.

Sebagai antisipasi untuk menghindari penyakit ini diharapkan masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan pakai sabun, memasak makanan hingga matang, alat makan yang bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, memakai masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Kemenkes telah merujuk RSPI Sulianti Saroso sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk kasus hepatitis akut ini.

Dengan menyebarnya hepatitis akut ini banyak pertanyaan yang muncul di masyarakat. Salah satuya, apakah penyakit ini akan menjadi pandemi seperti Covid-19? Sejauh ini banyak dokter yang memprediksi hepatitis akut tidak akan menimbulkan pandemi seperti Covid-19 karena penyebarannya yang lambat.

Namun, keberadaan hepatitis akut ini tetap wajib diwaspadai karena dampaknya cukup mematikan terutama bagi pasien yang terlambat datang ke rumah sakit dengan kondisi yang sudah parah. [**]

Terkini