Metroterkini.com - Tak sedikit pasien yang mengeluhkan gejala COVID-19 sakit kepala. Menurut dr Alvin Rahmawati SpS dari RSPON Prof Dr dr Mahar Mardjono, penelitian di Provinsi Hubei, Wuhan, sebelumnya menemukan 17 persen dari kasus Corona mengeluhkan sakit kepala.
Sementara laporan terbaru di Eropa disebutnya menemukan 40 persen dari kasus COVID-19 yang dianalisis mengalami gejala Corona sakit kepala. Selama pandemi, kasus sakit kepala semakin sering dilaporkan bahkan hingga lima kali lipat.
"Jadi sebaiknya kita perlu waspada apakah yang dikeluhkan sakit kepala biasa atau ini dikarenakan infeksi COVID-19 atau karena infeksi lainnya," jelas dr Alvin dalam webinar daring Jumat (6/8/2021).
"Sakit kepala juga menjadi salah satu tanda dari komplikasi berat virus Corona," wanti-wanti dr Alvin.
Kasus gejala COVID-19 sakit kepala umum dikeluhkan di awal terpapar, sebelum timbul gejala demam atau batuk. Meski tidak bisa dijelaskan secara spesifik bedanya sakit kepala karena COVID-19 atau tidak, dr Alvin mengungkap tanda-tanda kemungkinan besar sakit kepala yang dikeluhkan akibat infeksi COVID-19.
"Sakit kepala akibat infeksi COVID-19 tidak hanya mengeluhkan satu gejala saja, tetapi ada gejala COVID-19 lainnya seperti ada demam, ada batuk, sesak napas," beber dia.
Sering disertai anosmia
Sakit kepala akibat infeksi COVID-19 sering disertai dengan anosmia. Saat pasien Corona kehilangan kemampuan indra penciuman dan perasa.
"Kasus yang paling sering ditemui biasanya disertai anosmia, bisa kita bilang ini kemungkinan besar terkait dengan COVID-19," pungkasnya. [**]