4 Vaksin Covid-19 Ini Efektif Lawan Varian Delta

Kamis, 15 Juli 2021 | 00:02:49 WIB

Metroterkini.com - Varian Delta terus menyebar dan menyebabkan melonjaknya angka penularan Covid-19 di dunia. Empat vaksin Covid-19, salah satunya vaksin Pfizer disebut efektif melawan varian corona yang disebut lebih menular. 

Varian virus corona yang pertama kali teridentifikasi di India, telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat. Bahkan, kini para ahli menduga varian Delta telah mendominasi strain Covid-19 di seluruh dunia. 

Varian Delta yang dikenal lebih menular telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 saat ini, sehingga tak heran varian virus SARS-CoV-2 tersebut dilabeli sebagai Variant of Concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Kendati demikian, saat ini para ilmuwan kembali menguji vaksin-vaksin Covid-19 yang ada untuk melihat ketahanan dan kemampuan dalam memberikan perlindungan dari varian Delta. 

Ada empat vaksin Covid-19 yang saat ini menunjukkan efektivitasnya dalam melawan varian Delta yang sangat menular. Vaksin-vaksin virus corona ini antara lain sebagai berikut. 

1. Vaksin Pfizer-BioNTech 
Dilansir dari The New York Times, Kamis (15/7/2021), para peneliti di Inggris melaporkan bahwa pada Mei lalu, dua dosis vaksin Pfizer yang dikembangkan bersama BioNTech, 88 persen efektif melindungi dari gejala Covid-19 varian Delta. Sebuah studi bulan Juni dari Skotlandia, juga menyimpulkan bahwa vaksin mRNA ini 79 persen efektif melawan varian Delta tersebut. 

Pada 3 Juli lalu, tim peneliti di Kanada mematok efektivitas vaksin Pfizer dalam melawan varian Covid-19 Delta mencapai 87 persen. Namun, Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pada 5 Juli lalu, bahwa efektivitas vaksin Pfizer turun dari sekitar 95 persen menjadi 64 persen terhadap semua infeksi virus corona. 

Pada Mei lalu, efektivitas vaksin Covid-19 mRNA tersebut cukup tinggi, namun kemudian menurun setelah varian Delta menanjak hingga hampir mendominasi seluruh kasus Covid-19 di Israel. 

Para ahli vaksin mengatakan bahwa sulit untuk sebuah penelitian dalam menentukan efektivitas vaksin Covid-19 secara akurat. "Kita hanya perlu menyatukan semuanya sebagai potongan-potongan kecil teka-teki, dan tidak terlalu membebani satu angka," kata Natalie Dean, ahli biostatistik di Emory University. 

Studi baru yang dilakukan belum lama ini terhadap vaksin Pfizer dalam melawan varian Delta, disebutkan bahwa diperlukan dosis booster atau suntikan penguat, dikutip dari News Medical. 

Perusahaan pengembang vaksin mRNA tersebut tengah menunggu izin pengembangan suntikan booster Covid-19 yang disebut akan dapat melindungi dari infeksi yang disebabkan varian Delta, atau varian virus corona lainnya. 

Vaksin COVID-19 Pfizer telah terbukti 95 persen efektif dalam uji klinis skala besar yang sedang berlangsung terhadap strain SARS-CoV-2 asli. Pfizer memperkirakan bahwa dosis ketiga vaksinnya dapat meningkatkan titer antibodi penetral lebih banyak. Saat ini, mereka sedang melakukan uji praklinis dan klinis untuk memvalidasi hipotesis tersebut. 

2. Vaksin Moderna 
Akhir Juni lalu, Moderna mengumumkan vaksin mRNA yang dikembangkannya efektif dalam melawan beberapa varian virus corona, termasuk varian Delta. Dalam studi yang dilakukan perusahaan vaksin asal Amerika Serikat itu, menemukan vaksin Moderna memiliki efek penetralan terhadap semua varian Covid-19 yang telah diuji, seperti varian Delta, Beta, Eta dan Kappa. 

Thailand akan campur vaksin Sinovac dan AstraZeneca untuk memberi perlindungan lebih baik dari varian Delta yang sangat menular dan telah memicu lonjakan kasus Covid-19. Kendati masih efektif melawan varian Delta, penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin mRNA ini kurang efektif melawan Variant of Concern tersebut, serta varian virus corona lainnya.   

Namun, vaksin tersebut masih sangat efektif melawan varian virus corona SARS-CoV-2 paling awal. Setidaknya, laporan studi ini membawa angin segar, bahwa vaksin Covid-19 berbasis mRNA, yang dikembangkan Moderna dan Pfizer, masih cukup efektif melindungi infeksi Covid-19 dari varian-varian virus SARS-CoV-2 yang ada saat ini. 

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature, menemukan bahwa vaksin Pfizer pun mampu menetralkan varian virus corona termasuk varian Dleta, meskipun kekuatan antibodi penetral yang dihasilkan agak berkurang. 

"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Moderna Covid-19 harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," kata Stéphane Bancel, CEO Moderna, dalam sebuah pernyataan. 

3. Vaksin AstraZeneca 
Hasil studi terbaru juga menunjukkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan para peneliti Inggris, AstraZeneca, menunjukkan vaksin ini efektif dalam melindungi dari varian Delta. Vaksin AstraZeneca efektif menekan risiko rawat inap yang disebabkan oleh infeksi varian Delta.   

Tentunya, efektivitas vaksin Covid-19 berbasis adenovirus simpanse ini, lebih efektif melawan varian Delta setelah dua dosis vaksin terpenuhi. 

Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.

Seperti dilansir dari Nature, dalam studi yang dilakukan peneliti di Public Health England (PHE), menunjukkan dosis tunggal vaksin AstraZeneca atau Pfizer dapat mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala Covid-19 dari infeksi varian Delta sebesar 33 persen. Sementara efikasi vaksin AstraZeneca terhadap varian Alpha, dengan satu dosis memberikan perlindungan hingga 50 persen. 

4. Vaksin Johnson & Johnson 
Vaksin dosis tunggal yang dikembangkan Johnson & Johnson juga menunjukkan kabar baik dalam memberikan perlindungan dari varian Delta. Diberitakan Reuters, Jumat (2/7/2021), vaksin Johnson & Johnson menunjukkan harapan kuat terhadap varian Delta dan galur varian virus corona lainnya. 

Data yang disampaikan perusahaan ini menunjukkan bahwa daya tahan respons imun pada penerima vaksin Janssen ini, setidaknya berlangsung selama 8 bulan, serta mampu memberikan perlindungan dari infeksi varian Delta. 

Johnson & Johnson mengklaim bahwa vaksin dosis tunggal yang dikembangkannya efektif 85 persen dan dapat membantu mencegah rawat inap serta kematian akibat Covid-19. 

Mathai Mammen, kepala penelitian dan pengembangan di bisnis obat-obatan J&J mengatakan data studi vaksin selama 8 bulan yang dipelajari sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal menghasilkan perlindungan atau respons antibodi penetralisir yang kuat dan tidak berkurang, bahkan terhadap varian Covid-19 Delta. 

Penerima vaksin Covid-19 Johnson & Johnson ini menghasilkan antibodi penetral yang kuat terhadap semua varian virus corona termasuk varian Delta, kata perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut. [**]

Terkini