Pertama! Pfizer Uji Obat Covid-19 dalam Bentuk Pil

Jumat, 30 April 2021 | 04:37:50 WIB

Metroterkini.com - Pembuat vaksin virus Corona (Covid-19) Pfizer sedang melakukan uji klinis Tahap I untuk pil pertama yang dirancang mengobati infeksi Covid-19.

Uji klinis berlangsung di Brussel, Belgia, menargetkan enzim spesifik yang dibutuhkan virus untuk mereplikasi di dalam sel inang.

Perusahaan berharap pil buatannya yang diberi nama PF-07321332 akan melawan infeksi setelah muncul pertama kali.

"Mengatasi pandemi Covid-19 membutuhkan pencegahan melalui vaksin dan pengobatan yang ditargetkan bagi mereka yang tertular virus," kata Mikael Dolsten, Presiden Worldwide Research, Development and Medical of Pfizer.

Menurutnya, mengingat cara virus bermutasi dan dampak global yang masih berkelanjutan, penting untuk memiliki akses ke pilihan terapeutik baik sekarang maupun setelah pandemi.

Dolsten menambahkan pihaknya merancang PF-07321332 sebagai terapi oral, yang dapat diresepkan pada pasien dengan gejala pertama infeksi tanpa mengharuskan pasien dirawat di rumah sakit.

Pada saat yang sama, kandidat antivirus intravena Pfizer merupakan pilihan pengobatan potensial baru untuk pasien yang dirawat di rumah sakit. Bersama-sama, keduanya dapat melengkapi vaksinasi.

Dilansir dari ILF Science, Kamis (29/4/2021), PF-07321332 adalah protease inhibitor, yang secara langsung mencegah produksi partikel virus di dalam inang.

Jika virus tidak dapat mereplikasi dalam jumlah besar, itu akan menghentikan infeksi.

Penghambat protease banyak digunakan dalam pengobatan HIV dan Hepatitis C, tetapi meskipun terbukti efektif dalam memerangi Covid-19 dan virus Corona lainnya, dalam percobaan kultur sel, itu belum terbukti aman dan efektif pada manusia.

Di sisi lain, Pfizer juga sedang menguji PF-07304814, protease inhibitor yang diberikan secara intravena yang saat ini sedang diujicoba pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Uji klinis PF-07321332 masih berlangsung dan melibatkan hingga 60 sukarelawan dewasa yang sehat. Uji klinis ini dijadwalkan berakhir pada 25 Mei.

Dalam uji coba tersebut, para ahli menguji keamanan dan tolerabilitas serta mengamati bagaimana senyawa tersebut bergerak melalui tubuh sukarelawan yang sehat.

Uji coba lebih lanjut akan dilakukan pada kelompok yang lebih besar, untuk menguji keamanan dan kemanjuran obat sebelum diberi label sebagai agen terapeutik terhadap Covid-19. [**]

Terkini