Hacker Rusia, Iran dan China Serang Kampanye Pilpres AS

Jumat, 11 September 2020 | 21:31:04 WIB

Metroterkini.com - Pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung pada November mendatang terancam serangan hacker dari Rusia, China dan Iran. Hacker yang bekerja untuk pemerintah ini menyerang kedua kubu calon presiden, Joe Biden dan Donald Trump.

Serangan ini diungkap oleh Microsoft dalam sebuah postingan blog. Corporate Vice President for Customer Security & Trust Microsoft Tom Burt mengatakan sebagian besar serangan ini berhasil dideteksi dan diblokir.

"Dalam beberapa minggu terakhir, Microsoft mendeteksi serangan siber yang menargetkan orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam pilpres mendatang," tulis Burt.

Sejak pilpres AS tahun 2016, isu keamanan siber memang menjadi sorotan terutama setelah hacker Rusia membobol dan membocorkan email dari Democratic National Committe dan tim kampanye Hillary Clinton.

Sejak saat itu, badan pemerintah seperti FBI dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency meningkatkan upayanya untuk menjaga pemilihan umum dari hacker dan disinformasi online.

Dikutip dari Cnet, Jumat (11/9/2020) kali ini hacker Rusia mengubah taktik serangannya. Microsoft mengatakan mereka menargetkan 200 organisasi di AS, termasuk konsultan yang terkait dengan Partai Demokrat dan Republik.

Jika pada tahun 2016 hacker Rusia mengandalkan serangan phishing, kali ini mereka menggunakan serangan brute force di mana mereka membanjiri sebuah akun dengan terus-terusan menebak kata sandinya hingga berhasil.

Hacker Rusia berhasil menutupi jejaknya dengan menggunakan 1.000 alamat IP yang berbeda, dan menambahkan sekitar 20 alamat baru setiap harinya.

Hacker China meluncurkan ribuan serangan dan berhasil menyusupi sekitar 150 orang antara Maret dan September. Hacker yang disponsori pemerintah ini menargetkan orang yang terkait dengan kampanye presiden, dan melakukan percobaan yang tidak berhasil kepada orang-orang yang terkait dengan kampanye Joe Biden.

Berbeda dengan hacker Rusia, hacker China menggunakan bug yang ada di situs dan menargetkan individu yang spesifik dalam serangannya.

Sedangkan hacker Iran ketahuan mencoba mengakses akun milik staf kampanye Donald Trump. Mereka juga mencoba membobol akun milik petinggi pemerintahan Trump antara Mei dan Juni.

Microsoft juga berhasil mencegat hacker Iran yang meluncurkan 2.700 serangan untuk meretas kampanye pilpres pada Oktober tahun lalu. Pada bulan Juni, Google juga menemukan hacker Iran dan China yang mencoba membobol kampanye pilpres AS. [**]

Terkini