BIN Tertinggi AS: COVID-19 Bukan Buatan Manusia

Jumat, 01 Mei 2020 | 14:03:17 WIB

Metroterkini.com - Asal-usul Virus Corona COVID-19 kini tengah jadi sorotan. Sejumlah negara bahkan mendesak penyelidikan ke laboratorium virus China.

Badan intelijen utama Amerika Serikat (AS) pada Kamis 30 April 2020 mengatakan, komunitas intelijen AS tidak percaya bahwa Virus Corona COVID-19 adalah buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik.

"Komunitas intelijen AS "sependapat dengan konsensus ilmiah luas bahwa virus COVID-19 bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional (Office of the Director of National Intelligence/ODNI) dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Liputan6, Jumat (1/5/2020).

ODNI mengatakan sedang menyelidiki apakah virus tersebut muncul dari sebuah laboratorium di Wuhan, China, meskipun rumor itu berulang kali dibantah oleh kalangan ilmuwan, yang umumnya meyakini bahwa virus itu ditularkan dari hewan ke manusia secara alami melalui pertanian, perburuan, atau transportasi hewan liar.

Mengutip beberapa pejabat AS baik mantan maupun yang masih aktif, New York Times pada Kamis melansir bahwa sejumlah pejabat senior di pemerintahan Trump mendorong badan-badan intelijen untuk memburu bukti guna mendukung suatu teori tak berdasar, yang mengatakan bahwa wabah itu berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, di tengah eskalasi kampanye publik Presiden Donald Trump untuk menyalahkan China atas pandemi Virus Corona jenis baru ini.

Beberapa analis intelijen khawatir bahwa tekanan dari para pejabat itu akan mendistorsi penilaian tentang virus tersebut dan dapat dimanfaatkan sebagai senjata politik, ungkap pemberitaan itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mantan direktur Central Intelligence Agency (CIA), memimpin dalam mendorong badan-badan intelijen menggali informasi lebih lanjut, papar laporan itu.

Ditambahkan juga bahwa Matthew Pottinger, wakil penasihat keamanan nasional Trump, sejak Januari lalu terus menekan badan-badan intelijen untuk mengumpulkan informasi yang "mungkin mendukung teori asal muasal apa pun yang berhubungan dengan laboratorium."

Laporan itu juga mengatakan bahwa Anthony Ruggiero, kepala biro pelacakan senjata pemusnah massal di Dewan Keamanan Nasional AS, dalam konferensi lewat video pada Januari lalu mengungkapkan kekecewaannya bahwa CIA tidak dapat menggali apa pun yang mendukung teori tentang asal mula wabah tersebut.

Sebagian besar badan intelijen tetap skeptis bahwa bukti konklusif tentang keterkaitan dengan laboratorium akan dapat ditemukan, dan para ilmuwan yang telah mempelajari genetika Virus Corona COVID-19 mengatakan kemungkinan terbesarnya adalah virus itu ditularkan dari hewan ke manusia di luar lingkungan laboratorium, seperti halnya pada kasus HIV, Ebola, dan SARS, ungkap laporan itu.

Ketika kematian akibat COVID-19 terus meningkat di AS, pemerintahan Trump dan para sekutunya di Kongres telah berusaha mati-matian untuk menangkis kritik tentang blunder mereka dengan menyalahkan pihak lain.

Hingga Kamis siang, AS telah melaporkan lebih dari 1,04 juta kasus COVID-19 dengan lebih dari 61.000 kematian, papar data dari Universitas Johns Hopkins.[**]

Terkini